Manado – Suster Nicolin Mantiri JMJ yang dikabarkan meninggal dunia Senin (1/8/2016) siang tadi sekitar pukul 13.00 WITA di RS Hermana Lembean ternyata menyimpan banyak kenangan.
Salah satunya yang dikenang Dino Gobel yang mengaku sangat terkejut dengan berita tersebut.
Menurut Dino Suster Nicolin memiliki hubugan sangat dekat denganya saat masih anak-anak hingga remaja di Luwuk Sulawesi Tengah.
Almarhumah Suster Nicolin menurut Dino merupakan perintis berdirinya Biara Suster JMJ di Kabupaten Banggai pada era tahun 1970-an.
Almarhumah semasa hidupnya pernah taklukkan medan terjal di Gunung Nulion dengan berjalan kaki dari pantai menuju desa Nulion.
Tak hanya itu, berjalan kaki sambil melayani umat juga dilakukan dari wilayah Sambiut – Bulonan, Sambiut – Salakan.
Jika merasa haus, almarhumah Suster Nicolin meminum air hujan dari daun-daun pepohonan di hutan sepanjang jalan yang dilalui.
“Selain pengalaman hidup itu, biarawati yang menjadi teladan hidup banyak orang ini ternyata nyaris tenggelam dihantam badai omba di Tanjung Paali saat hendak menyeberangi Selat Peleng. Waktu itu suster terperangkap hujan badai di pedalaman Balantak. Didikannya sangat membekas terutama saat saya disuruh tinggal di Biara JMJ Sabiut waktu Kelas 6 SD,” kata Dino.
Ditambahkannya, sebatang lidi selalu terbayang di dalam ingatan saat mengingat dikala Dino dan sang adik Doni tidak tidur siang.
Semetara, informasi dari pihak kerabat dan keluarga melalui Pastor Fred Tawaluyan Pr, bahwa Suster Nocolin Mantiri JMJ yang dilahirkan di Talawaan 18 Desember 1930 dan memutuskan hidup membiara pada 15 September 1950 itu akan dimakamkan di Tomohon, Selasa (2/8/2016) besok.
Sebelumnya, malam ini akan dilangsungkan Misa Requiem pukul 19.00 WITA di Lembean. (frangkiwullur)