Pastor Johanis Mangkey bersama Suster Benedicta A Cruce Rengkuan
Tomohon, BeritaManado.com — 15 Oktober 1963 atau tepatnya 60 tahun silam merupakan momentum bersejarah bagi kehidupan Benedicta Rengkuan, seorang gadis asal Tataaran II, Minahasa.
Pada tanggal tersebut, Benedicta resmi menjalani hidup yang tak lazim bagi orang-orang pada umumnya, karena ia harus berada di lingkungan religius Biara Karmel Kakaskasen.
Dalam perjalanan panggilan tersebut, Benedicta Rengkuan mendapatkan nama “A Cruce” yang berarti dari salib.
Pada Minggu (15/01/2023), Suster BanaeeictabA Cruce OCD mensyukuri 60 tahun hidup sebagai biarawati OCD dalam perayaan Ekaristi yang dipimpin Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untuk MSC didampingi Mgr Joseph Suwatan MSC dan Pastor Felix John Elavunkal OCD selaku Komisaris OCD Indonesia.
Perayaan sukacita tersebut juga dihadiri banyak keluarga dan kerabat setlrta umat lainnya.
Adapun bagian tak terpisahkan adalah pada kesempatan tersebut, Suster Benedicta A Cruce Rengkuan OCD melakukan pembaruan kaul kebiaraan sebagai biarawati OCD.
Dalam khotbahnya, Uskup Rolly Untu menyebutkan tentang beberapa keutamaan hidup St Theresia dari Avila, yang pesta liturgisnya dirayakan setiap 15 Oktober.
“Beliau bersama St Yohanes dari Salib sangat berjasa membarui hidup Ordo Karmel. Disebutkan juga tentang Sr Edith Stein, seorang ahli filsafat, yang memakai nama Sr Benedicta A Cruce OCD ketika masuk biara Karmel di Jerman. Beliau menjadi inspirasi bagi Suster Benedicta A Cruce (dari Salib) Rengkuan. Teladan mengikuti Yesus yang memikul Salib menjadi semangat hidup,” kata Uskup Rolly Untu.
Pada kesempatan yang sama, mewakili keluarga Suster Yubilaris P. Johanis Mangkey MSC, yang adalah sepupu langsung dari sang yubilaris, menyampaikan banyak terima kasih atas kehadiran, doa dan dukungan bagi Sr yubilaris dan komunitasnya.
P Johanis Mangkey juga mengingat relasinya dengan Ordo Karmel seperti kunjungannya ke biara dan gereja Katedral Lisieux, Perancis, pada 29 April 2023, yang bertepatan dengan perayaan 100 tahun peringatan Theresia dari Lisieux digelar Beata.
Juga beberapa kali beliau mengunjungi biara Karmel di Avila, Spanyol, dimana Sr Theresia dari Avila tinggal sampai meninggal, serta biara Karmel lain di sana dimana Sr Theresia pernah menderita dipenjarakan di dalam biaranya karena upaya pembaruan di yang diupayakannya.
“Beliau juga ingat pernah berkunjung ke biara Karmel di Echt, Belanda dimana Sr Edith Stein OCD pernah tinggal setelah dikejar-kejar oleh Nazi karena darah Yahudinya dan akhirnya dia meninggal di penjara dan digelar Santa oleh Paus Yohanes Paulus II pada 11 Oktober 1998,” kata Pastor Johanis Mangkey, Rabu (18/10/2023).
Pada kesempatan perayaan tersebut, anak-anak dari paroki Tataaran membawakan suatu pertunjukan tentang kisah panggilan Sr Benedicta Rengkuan sampai masuk biara Karmel.
(Frangki Wullur)