Ratahan – Air sungai Totok, Wilayah Kecamatan Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra) yang dulunya begitu jernih bahkan pernah menjadi sumber air warga setempat saat ini kondisinya memprihatinkan.
Diungkapkan tokoh masyarakat Ratatotok Kasim Malolonto, kualitas air di sungai Totok terus menurun setiap tahunnya. Kata dia, jangankan diminum, dilihat saja air di sungai itu sudah pasti akan membuat orang muntah.
“Dugaan saya sungai tersebut sudah tercemar Sianida dikarenakan limbah yang dihasilakan dari aktivitas pertambangan sering dibuang ke sungai. Makanya jangan heran kalo airnya keruh,” kata Malolonto.
Ekosistem alam di sungai dan sekitarnya lanjut dia juga ikut terganggu. Satu diantaranya ikan. Kini sudah tak ada lagi ikan di Sungai itu. Demikian tumbuhan yang tak tanmpa tumbuh disekitaran sungai.
“Di sini dulunya banyak ikan, pemandangan juga indah karena banyak pohon serta tumbuhan. Sayangnya itu sudah tak terlihat saat ini,” bebernya.
Menurut Kasim, banyaknya warga Ratatotok yang berprofesi sebagai penambang membuat situasi begitu dilematis. “Ada sekitar 80 persen warga Ratatotok adalah penambang. Namun demikian tentu lingkungan harus tetap dijaga,” pesan dia.
Ia pun menyesalkan pihak pemerintah yang selama ini terkesan kurang peduli dengan kondisi ini. “Pemerintah harusnya melakukan pengawasan, sayangnya itu tidak pernah dilakukan hingga kini,” kesalnya. (rulandsandag)