Manado-Pelayanan cepat, tepat dan terintegrasi harusnya jadi pedoman bagi semua rumah sakit. Sayang hal-hal tersebut masih kurang diindahkan manajemen RSU Prof Kandou, rumah sakit kebanggaan warga Sulut.
Masalah pelayanan di RSU Kandou Malalayang bisa dikata masih belum sepenuhnya profesional. Contoh kecil saja, pasien rawat inap termasuk sulit mendapatkan kamar.
Masalah ini sempat didapati beritamanado ketika berada di bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) Prof Kandou, Rabu (24/7) malam. Untuk memindahkan pasien ke kamar, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Keluarga si pasien harus mencarinya sendiri.
Jangan berharap ada manajemen rumah sakit yang akan memberitahu ketersediaan ruang rawat inap pada salah satu Irina maupun kamar kategori VIP. “Sebaiknya bapak cek sendiri, menunggu di Irina dan berkoordinasi dengan petugas di sana,” tandas perawat yang mengaku bernama Oland.
Dia juga belum bisa memberikan informasi ketersediaan kamar. Dari penuturan pria berkacamata ini, Beritamanado mengetahui belum ada sistem jaringan komputeri yang terintegrasi antara Irina, VIP dan IGD. Padahal sistem seperti itu bisa menjamin koordinasi antar lini, termasuk ketersediaan kamar untuk rawat inap pasien.
Lobi-lobi mendapatkan kamar pun harus dilalui dengan pendekatan khusus. Konon menurut beberapa keluarga pasien yang sempat ditanyai mengaku, kalau tak ada “orang dalam” maka bakal semakin sulit pasien dipindahkan dari IGD ke ruang perawatan di dalam kompleks inti rumah sakit itu.
“Jadi jangan heran satu dua tahun ke depan rumah sakit Prof Kandou akan ditinggalkan, sekarang semakin banyak rumah sakit bertaraf internasional di Sulut yang lebih profesional dan bisa menjamin kenyamanan pasien,” kata Angel, salah satu keluarga pasien Prof Kandou asal Minahasa. (alf)