Manado – Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Utara yang belum lama menempati gedung baru di Kairagi tiram, jalan raya Manado-Bitung, akhir-akhir ini diterpa pemberitaan miring.
Pasalnya, setiap tamu termasuk wartawan diwajibkan mengikuti sistem baru untuk masuk di gedung rakyat yakni harus mengisi buku tamu kemudian meninggalkan kartu identitas diri seperti KTP dan SIM, kemudian oleh petugas jaga memberikan tanda pengenal khusus untuk masuk gedung dewan.
Berada dalam gedung DPRD tak lantas tamu bebas untuk masuk di semua ruangan publik karena di beberapa pintu akses penghubung ruangan juga dilengkapi alat khusus yang hanya bisa masuk adalah anggota DPRD atau petugas khsusus yang memiliki kartu scanner.
Kondisi tersebut mendapat tanggapan Wakil Gubernur Steven Kandouw. Kepada wartawan usai rapat paripurna perubahan RPJMD, Selasa (17/10/2017), Steven Kandouw, mengajak wartawan untuk tidak berpikir negatif terkait sistem baru di sekretariat DPRD Sulut.
“Teman-teman (wartawan) jangan negatif thinking dulu. Buktinya teman-teman sekarang bebas untuk meliput. memang sistem akses masuk dibuat untuk mencegah hal-hal negatif yang bisa saja terjadi. Saya mendengar lalu juga ada banyak kehilangan. jadi, sistem pengamanan ini bermanfaat untuk kita semua termasuk wartawan,” ujar Steven Kandouw.
Sebelumnya diberitakan, Deasy Holung, wartawan Radio Sion FM, yang keseharian pos di DPRD Sulut, mewakili wartawan mengaku dapat memahami kebijakan yang bersifat proteksi oleh sekretariat DPRD namun disayangkan kebijakan tersebut tanpa didahului sosialisasi.
“Intinya kebijakan ini tanpa sosialisasi sehingga kami wartawan sudah lama pos disini (DPRD Sulut) juga merasa kaget. Kami bisa memahami namun pemberlakukan sistem akses masuk hingga bagian dalam gedung terlalu berlebihan, kan cukup di pintu masuk utama!” tegas wartawan senior ini.
Sementara anggota Komisi 1 DPRD Sulut, Netty Agnes Pantow yang dimintai tanggapan meminta kepada semua tamu termasuk wartawan bisa memahami kebijakan yang dibuat sekretariat DPRD.
“Kan beda larangan dan aturan. Kalau dilarang masuk buktinya teman-teman wartawan bisa mewawancarai saya sekarang. Mungkin kaget saja karena begitulah aturan baru, namun lama-kelamaan bisa menyesuaikan. Ada informasi wartawan tidak disiapkan ruangan wartawan nanti saya sampaikan kepada bapak Sekwan,” tukas Netty Pantow. (JerryPalohoon)