Manado – Salah satu akademisi muda yang saat ini menjadi dosen di Fakultas Hukum Unsrat, Stefan Obadja Voges berpendapat, sebagai warga masyarakat Kota Manado, dirinya menginginkan ibu kota Provinsi Sulut terhindar dari berbagai krisis yang saat ini menjadi persoalan sehari-hari yang dihadapi warga masyarakat.
“Saya menginginkan perubahan Kota Manado benar-benar terwujud. Saya yakin bukan hanya saya yang memiliki kerinduan ini. Saya masih termasuk generasi yang pernah menikmati suasana Manado tanpa kemacetan dulu, Manado tanpa krisis listrik dulu, Manado tanpa krisis air bersih dulu, dan Manado tanpa banjir dulu. Itu semua pernah saya nikmati ketika masih di usia remaja,” kata Voges.
Ia pun berpandangan, adanya persoalan di Manado, tidak lepas dari bertambahnya jumlah penduduk Kota Manado, sehingga menimbulkan persoalan yang bila tidak diseriusi, serta dicarikan solusi oleh pemerintah kota, maka akan berdampak pada kenyamanan masyarakat.
“Harus diakui bahwa Manado dulu dan sekarang sangat berbeda. Ini diakibatkan pertambahan jumlah penduduk yang signifikan sehingga kepadatan pemukiman, jalan raya, dan sampah meningkat tajam. Tapi meski demikian, seharusnya masalah-masalah yang sekarang dihadapi oleh Kota Manado tidak mesti terjadi, jika Kota Manado memiliki pemimpin yang visioner,” tegasnya.
Diungkapkannya, pemimpin yang visioner akan mampu melihat secara cepat SWOT kota yang dipimpinnya, sehingga sejak jauh hari telah merencanakan pembangunan perumahan/pemukiman penduduk yang layak sebelum terjadi lonjakan angka pertumbuhan jumlah penduduk.
Menurutnya lagi, pemimpin yang visioner juga sudah tentu sejak dini memetakan berapa besar jumlah daya listrik yang dibutuhkan bila terjadi pertambahan jumlah pemukiman. Pemimpin yang visioner juga tentunya akan mampu memikirkan tata pengelolaan limbah rumah tangga sebagai akibat pertumbuhan jumlah penduduk.
“Dengan demikian seorang pemimpin visioner sejak dini akan mempersiapkan program-program pembangunan kota yang terintegrasi yang akan mencegah terjadinya masalah-masalah kota yang kita hadapi saat ini. Pemimpin seperti itu yang saya kategorikan sebagai pemimpin cerdas!,” tandasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, saat ini Kota Manado sudah berada pada situasi yang cukup memprihatinkan, bukan hanya masalah kepadatan penduduk, kemacetan, sampah dan krisis tenaga listrik saja. Krisis air bersih, masalah keamanan, masalah pelayanan kesehatan, krisis lapangan pekerjaan mulai menambah beban persoalan kota. Belum lagi ancaman bencana banjir yang setiap tahun memunculkan ketakutan warga, khususnya saat musim hujan.
Menurutnya, persoalan-persoalan ini melahirkan masalah psikologis dalam masyarakat yang dipicu oleh stress dan rasa tidak nyaman. Masyarakat akhirnya mulai berpikir menyelamatkan diri masing-masing, individualistis meningkat sebagai akibat dari ketidakpercayaan lagi terhadap pemimpin. Masyarakat desperate, putus asa.
Disaat seperti ini, kata Voges, dibutuhkan kehadiran seorang pahlawan baru yang dapat membawa perubahan signifikan. Tentunya untuk membuat perubahan dan memecahkan persoalan-persoalan di atas, dibutuhkan seorang pemimpin yang berani dan punya ide-ide terobosan, karena sungguh sangatlah tidak mudah menyelesaikan semua persoalan yang diwariskan di atas. Kita butuh pemimpin yang mampu membuat harapan kita untuk Manado yang lebih baik menjadi suatu kenyataan! Kita tidak butuh janji-janji muluk! Yang kita butuhkan adalah pengabdian dan dedikasi!. (leriandokambey)