Manado – Kuliner yang disajikan di berbagai restoran dan hotel atau di setiap even di kota Manado perlu pembenahan.
Menurut tokoh masyarakat Manado, Ir. Sonya Selviana Kembuan (SSK), penyajian kuliner bagian dari pariwisata.
“Saat ini menu makanan yang disajikan di Manado masih monoton dan butuh inovasi, sehingga kuliner betul-betul menjadi sebuah hal yang sangat penting untuk menopang pariwisata, seperti halnya Fusion Food yang masih sangat jarang disajikan,” ujar Sonya Kembuan ketika menghadiri Family Gathering Indonesian Chef Asosiation (ICA) BPD Sulut di Dendengan Dalam, Jumat (29/6/2019) malam.
Selanjutnya Sonya Kembuan yang memiliki pengalaman kuliner dalam dan luar negeri ini, melemparkan ajakan kepada anggota ICA BPD Sulut, dapat membuat dan menyajikan Fusion Food dari makanan tradisional khas Manado.
“Fusion Food dari makanan tradisional Manado, saya pikir sangat layak ditampilkan mengingat Manado ke depan, akan menjadi kota pariwisata moderen yang membutuhkan berbagai inovasi, termasuk inovasi kuliner yang mampu bersaing dengan daerah wisata lainnya seperti Bali dan beberapa daerah lain di Indonesia,” ujar wanita pekerja keras berlatar belakang pengusaha ini.
Sementara itu, ketua ICA BPD Sulut Chef Jeanly Wangke yang juga executive chef Hotel Sutanraja ketika memberikan sambutan, mengatakan selaku ketua ICA Sulut memberikan apresiasi kapada Sonya Kembuan yang peduli terhadap perkembangan kuliner di Manado.
Bahkan Wangke menyebutkan rasa terima kasih kepada SSK yang telah menghadiri kegiatan ICA Sulut, sekaligus memberikan beberapa catatan sebagai perkerjaan rumah seluruh anggota ICA.
“Memang diakui bahwa Food Service maupun Food Product masih sangat rendah, walaupun diakui untuk hotel maupun resort mewah itu dalam kondisi baik, namun berbicara kuliner yakni makanan dan minuman di Manado, bukan hanya ada di hotel ataupun resort mewah dan berbintang, melainkan juga berada di kafe, rumah kopi, warung makan dan menjadi perhatian bersama seluruh stakeholder,” ujar Wangke.
Selanjutnya Wangke menambahkan pihaknya akan melakukan pelatihan-pelatihan pengelolahan Kuliner, sebab ICA adalah organisasi yang bernaung di bawah kementerian pariwisata diberikan tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Fusion food atau juga dikenal dengan East Meets West, adalah sebuah inovasi yang memadukan seni dalam bidang makanan yang menghasilkan produk makanan berkualitas dan bercita rasa tinggi, yang dibuat dari dua atau lebih element dengan bahan-bahan dan bumbu alternatif berkualitas, serta tatacara memasak dari tradisi yang berbeda yang disajikan dengan berbagai inovasi yang kreatif, sehingga memberikan sensasi atau citarasa baru di lidah para pecinta kuliner, ketika makanan tersebut disajikan di atas piring.
Teknik memasak fusion itu sendiri, merupakan gabungan dua atau lebih teknik memasak yang berasal dari tradisi yang berbeda pula.
(***Meyer/Jerry)