Bitung – Aksi mogok yang digelar puluhan sopir Angkutan Kota (Angkot), Senin (11/11) pagi menolak kebijakan rayonisasi Angkot menguntungkan bagi para ojek. Buktinya, aksi sweping yang digelar para sopir Angkot di depan kantor walikota dengan menurunkan penumpang malah mendatangkan rejeki ojek yang tiap hari mengkal di depan kantor walikota.
Puluhan Angkot yang mengangkut penumpang arah pusat kota disetop oleh para sopir dan memaksa para penumpang turun. Momen ini dimanfaatkan para tukang ojek dengan menawarkan jasa untuk mengantar penumpang hingga tujuan.
“Lumayan karena jam-jam begini penumpang sepi dan hanya satu-satu. Tapi berkat aksi sweping yang digelar para sopir penumpang jadi banyak,” kata Arman salah satu tukang ojek di depan kantor walikota.
Menurut Arman, penumpang nanti ramai ketika jam pulang kantor, tapi pagi itu dirinya mengaku ketiban rejeki. Karena tidak perlu menunggu jam pulang kantor baru mengakut penumpang tapi hanya duduk-duduk dan penumpang dating.
“Kan tidak tiap hari Angkot mogok, jadi momen ini kami manfaatkan dengan baik,” katanya.
Aksi sweping yang digelar para sopir ini tidak berlangsung lama karena Asisten I, Fabian Kaloh meminta aksi tersebut dihentikan. “Kalau mau mogok silakan, tidak perlu menurunkan penumpang dijalan. Angkot yang membawa penumpang biarkan saja lewat, nanti setelah menurunkan penumpang di tempat tujuan baru ajak bergabung,” kata Kaloh.
Kaloh sendiri meminta agar aksi sweping tidak dilanjutkan karena akan merugikan para sopir dan masyarakat pengguna Angkot. “Kalau mau demo silakan tapi jangan ganggu masyarakat yang menggunakan Angkot,” katanya.(abinenobm)