AMURANG –Petani Desa Paslaten dan Sulu Kecamatan Tatapaan selama 3 tahun sawah mereka tidak digarap. Pasalnya, sawah mereka dibiarkan begitu saja lantaran tak dialiri air karena bendungan yang ada telah jebol. Sayangnya, pemerintah tak mau peduli dengan keluhan tersebut.
‘’Sudah bertahun-tahun lamanya kami sampaikan keluhan ini kepada pemerintah. Namun, sepertinya belum ada tanggapan resmi dari pemerintah. Paling-paling, mereka bilang nanti meninjau, atau kalau mereka tanggapi nanti dianggarkan melalui APBD 2012. Dengan demikian sawah sekitar 500 hektar kini kering,’’ ujar Roy Tengor nelayan asal Paslaten ketika berbincang dengan media ini, Minggu sore.
Menurut Tengor, sudah berulang kali mereka sampaikan keluhan ini. Bahkan, saat itu Camat Tatapaan masih dijabat Handry Komaling SH sudah disampaikannya. Tetapi, lepas dari itu hingga kini. Bahkan sampai kepada bupati Tetty Paruntu pun belum ada tanggapan resmi apakah bendungan yang mengaliri sawah sekitar 500 hektar akan diperbaiki.
‘’Selama 3 tahun kami tidak melakukan pekerjaan di sawah. Karena banyak kendala yang kami hadapi. Salah satunya, air tidak mengaliri sawah,” ungkap Tengor yang juga Ketua Kelompok Tani Suka Maju Desa Paslaten.
Dari 40.000 hektar sawah yang ada di Minsel, ternyata sekitar 25.000 yang tidak digarap petani. Mungkin hal ini membuat Minsel terus memacu kebutuhan pokok yakni beras.
Dari pantauan wartawan beritamanado, petani Desa Paslaten tetap sabar dan menunggu walau belum perbaikan bendungan tersebut. “Padahal memang kami sangat berharap sekali. Ini juga kan merupakan kebutuhan pokok kami,” tambahnya.
Bupati Christiany Euginia Paruntu (Tetty) saat berkunjung di Desa Paslaten belum lama membuat para petani sawah senang. Dalam kunjungan bupati Tetty, warga ikut menyambut dan sangat kagum dengan sosok wanita yang energik ini.
‘’Kami salut, ternyata ibu bupati Tetty Paruntu suka turun dan membuktikan bahwa janjinya kepada warga. Bupati juga bisa melakukan hal yang sama seperti para petani,’’ kata sejumlah warga yang memberi komentar kedatangannya.
Bupati CEP dalam sambutannya dihadapan warga dan petani jagung, mengatakan, ‘’Kehadiran saya disini merupakan salah satu kepedulian buat masyarakat Paslaten. Saya juga datang atas undangan petani untuk melakukan panen jagung. Saya percaya, petani disini jangan hanya berpaku pada sawah semata-mata, tetapi, jagung juga bisa diandalkan,’’ ucap bupati Tetty Paruntu kala itu.
Menurut Tetty, ini bagian dari kesadaran untuk memajukan produksi yang lebih baik untuk petani. Dan saya bangga walaupun selama tiga tahun tidak dialiri air. Petani telah berinistatif untuk menanam jagung. Lakukan hal ini untuk pembangunan dan kemajuan Minsel kedepan.
‘’Karena hal ini sangat berarti juga bagi pemerintah kabupaten. Dan salah satu contoh yang baik kita tunjukan bahwa petani bisa memberikan konstribusi kepada Pemkab,” jelas bupati Tetty yang disambut aplaus dari warga dan petani Paslaten.
Dari 1.140 hektar yang telah mencapai produksi ada 187 kelompok yang telah sukses melakukan penanaman jagung di Minsel. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Minsel Ir Decky Keintjem menjelaskan, secara rinci petani bisa melakukan penanaman jagung. Kalau pun sawah belum dialiri air.
“Satu hektar bisa menghasilakn 7 ton jagung. Berarti kita tanam 300 hektar. Maka untuk penghasilan petani sebanyak 2000 ton dan dikalikan Rp2.500. Petani akan mendapat keuntungan 5 miliar dari hasil jagung,” pungkas Keintjem. (ape)