“Sempat Ditelpon Gubernur”
Manado – Aksi mahasiswa “AMPERA” yang menuntut pemerintahan SBY-Boediono mundur serta membatalkan rencana kenaikkan harga BBM di Kantor DPRD Sulut, Kamis (29/3) sore, tak berhasil menemui satupun anggota dewan. Deprovpun hanya mewakilkan Sekwan Adrianus Nixon Watung untuk menemui mahasiswa.
“Mohon maaf teman-teman, anggota dewan lagi tugas luar daerah dan beberapa diantaranya menuju Jakarta untuk membawa aspirasi rakyat yang menolak kenaikkan harga BBM,” tutur Watung dihadapan ratusan mahasiswa yang terus berteriak agar anggota deprov menemui mereka.
Meski demikian mahasiswa terus berorasi dan mendesak pemerintah tidak menaikkan harga BBM. “Pemerintah semestinya mencari solusi yang lebih cerdas. Menaikkan harga BBM membuktikan pemerintah telah kehilangan kreatifitas, dan ini merupakan penghianatan amanat rakyat,” teriak mahasiswa.
Menurut mahasiswa, beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara sektor Migas tanpa harus mencabut atau mengurangi subsidi, yaitu Windfall profit, Tax atau pajak tambahan atas keuntungan perusahaan minyak akibat lonjakan harga minyak dunia.
“Cara lain, mengavaluasi dan memangkas Cost Recovery alias biaya non operasional dan CSR kontraktor kontrak kerja sama dengan cara merenogosiasi semua kontrak kerja, serta masih banyak cara lainnya,” tukas mahasiswa.
Menariknya, usai menjawab tuntutan mahasiswa terkait ketiadaan anggota deprov, Sekwan Nixon Watung sempat menerima telepon dari Gubernur Sulut S.H Sarundajang. “Pak Gub hanya bertanya sesuatu, yang pasti atas bantuan aparat kepolisian situasi terkendali,” tutur Watung tanpa menjelaskan terperinci perihal telepon Gubernur tersebut.
Aksi demo yang dimulai pukul 15.30 WITA, berakhir pukul 17.00 WITA. (jerry)