
Minut – Sudah menjadi hal biasa ketika pedesaan pelosok kurang mendapatkan sentuhan pembangunan yang memadai. Buktinya, infrastruktur pedesaan berupa jalan di sejumlah desa di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) misalnya, masih tampak membutuhkan perhatian pemerintah setempat.
Menanggapi hal tersebut, Syerly Adelyn Sompotan (SAS) pemerhati pembangunan dan kesejahteraan warga Minut menuturkan, sesuai aspirasi yang di terimanya dan hasil pengamatan langsung didapati bahwa infrastruktur berupa jalan sangat memprihatinkan.
“Keluhan maupun yang saya lihat langsung, masih banyak jalan penghubung antar desa di Minut, khususnya desa yang terpencil masih dalam keadaan rusak. Walaupun telah dilakukan perbaikan, tapi tidak bertahan lama. Penyebabnya, pembangunan jalan tidak di dukung dengan saluran drainase. Sehingga air hujan mengaliri jalan dan akibatnya jalan tersebut kembali rusak,” ujar SAS.
Menurutnya lagi, kondisi ini perlu segera di tindak lanjuti, agar masyarakat pedesaan yang jauh dari jangkauan pemerintah tidak merasa di pinggirkan.
“Sebaiknya, pemerintah dalam mengambil sebuah kebijakan harus dilakukan secara utuh, bukan saja setengah-setengah. Bermaksud memeberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dengan perbaikan saragna jalan, tapi tidak dengan drainase hanya akan membuat program tersebut mubasir, karena tidak bertahan lama,” ajaknya.
Sompotan pun kembali menegaskan, kepedulian dan perhatian harus secara menyeluruh, bukan saja kepada masyarakat yang mudah untuk di jangkau. Tapi, masyarakat terpencil atau yang berada di pelosok perlu mendapatkan perhatian yang sama.
”Kondisi ini semakin menguatkan langkah saya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Minut. Komitmen yang nantinya saya bangun bersama dengan warga Minut, pada intinya untuk kesejahteraan masyarakat Minut secara keseluruhan. Hanya dengan doa dan restu masyarakatlah, SAS bisa memperjuangkan aspirasinya,” pungkas SAS menutup.(eka)