Manado – Ibadah 2 Tahun kepemimpinan Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang dan Wakil Gubernur Sulut Dr Djouhari Kansil dipimpin langsung Ketua Pucuk Pimpinan KGPM Pdt T D Batasina. Dalam khotbahnya, ia mengambil pembacaan Alkitab yang terdapat dalam Yunus Pasal 1:1-17.
Dalam pembacaan ini ia menuturkan, bahwa Yunus artinya merpati. Dimana merpati merupakan lambang kedamaian dan ketulusan, tapi pada kenyataan Yunus tidak sebaik namanya, karena Yunus masuk kategori ingkar janji.
“Menjadi pertanyaan, pantaskah Yunus menjadi Nabi, padahal kenyataan ia tidak taat dan pembangkang. Pembangkangan seorang Yunus bukti ketidak konsistenan seorang Yunus. Tapi toh terpilihnya Yunus adalah otoritas Tuhan, Dia yang lebih mengetahui apa yang menjadi pilihanNya,” jelas Batasina.
Lebih lanjut dalam khotbanya ia mengatakan, keistimewaan dari seorang Yunus adalah ia Nabi yang diutus Tuhan ke negeri orang asing dan tidak ada Nabi yang seperti Yunus yang diam didalam perut ikan.
“Kecendrungan ketidak taatan Yunus menggambarkan sifat kita yang suka membangkang. Satu hal yang perlu kita pelajari adalah Jadilah seperti merpati, yang tidak pernah inkar janji, tetap konsisten dan tetap taat. Ia sekali memangil kita, Ia tidak akan melepaskan kita,” terangnya.
“Jadilah pemimpin yang bermimpi, tapi tidak harus kita banyak tidur, karna terkadang kalau kita banyak tidur nanti akan ‘ketindisan’. Karna dengan mimpi itu, telah dibuktikan oleh kedua pemimpin kita ini yang sarat sengan prestasi,” kata Batasina.
Dalam ibadah ini dilanjutkan dengan doa yang dibawakan oleh tokoh-tokoh agama yang ada di Sulut. (Jrp)