Manado, BeritaManado.com – Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, menjelaskan budaya sebagai perekat bangsa adalah wujud bela negara sesungguhnya.
Demikian dijelaskan Ryamizard Ryacudu pada Sarasehan Bela Negara di Wale Ne Tou, Tondano, Minahasa, Senin (11/12/2017).
“Kita semua harus bangga telah ditakdirkan sebagai bangsa Indonesia karena bangsa kita adalah bangsa yang besar dengan kekayaan alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke,” kata Ryamizard Ryacudu.
Lanjut Ryamizard Ryacudu, Indonesia yang berada di antara benua besar menjadi persimpangan budaya dan sangat menunjang perekonomian internasional.
Tambahnya, Bela Negara juga diatur dalam UUD 1945 Pasal 27, setiap warga berhak dan wajib membela negara, dari sikap perilaku kesadaran bela negara pada hakekatnya untuk memberikan kesadaran dalam nilai nilai tanah air setia untuk Pancasila sebagai ideologi negara.
“Melalui Bela Negara diharapkan terwujud sikap disiplin beretika oleh karena kesadaran, sangat penting dalam wujud revolusi mental guna ketahanan yang tangguh, kita wajib mengantisipasi jati diri terhadap pengaruh ideologi ekonomi yang dapat berdampak pada hukum, budaya,” tukas Ryamizard Ryacudu.
Sarasehan Bela Negara dihadiri Presiden RI ke-5, Megawati Soekarno Putri, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, Ketua Jaringan Bela Negara Sulut, Rocky Wowor dan ribuan kader bela negara.
Usai sarasehan, agenda dilanjutkan dengan gebyar aksi bela negara di Stadion Maesa Tondano yang berada dalam satu kawasan dengan Gedung Wale Ne Tou.
Kegiatan itu semakin semarak karena turut menampilkan tim kesenian dari berbagai daerah seperti musik bambu, tarian Bali serta tak ketinggalan grup musik slank dan artis lainnya.
Adapun program Bela Negara merupakan program prioritas dan unggulan Kementerian Pertahanan untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi ancaman sekaligus untuk mewujudkan ketahanan nasional.
Hal itu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk dukungan dari pemerintah dan masyarakat Sulut.
Dipilihnya Sulut menjadi lokasi penyelenggaraan sarasehan bela negara dan gebyar aksi bela negara 2017 sangatlah tepat, karena Sulut merupakan pintu gerbang Indonesia di wilayah bagian timur.
Kegiatan Gebyar Aksi Bela Negara yang diprakarsai Pemprov Sulut dan Kementerian Pertahanan ini diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan Program Bela Negara untuk menumbuhkan semangat dan kesadaran Bela Negara kepada masyarakat.
Melalui upaya pembinaan kesadaran Bela Negara diharapkan akan menjadi potensi bangsa Indonesia untuk membangun diri menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.
Nilai-nilai bela negara sangat penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia. Bela negara diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara. Nilai-nilai bela negara meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela negara.
Kegiatan gebyar aksi bela negara turut dihadiri Ketua DPRD Andrei Angouw, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E Kandouw, Ketua TP-PKK Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Wakil Ketua TP-PKK dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos, MARS, Bupati Minahasa Jantje Sajow, Direktur Bela Negara, Kementerian Pertahanan, Laksma TNI M Faisal, Kepala Badan Kesbangpol Steven Liow, jajaran Forkopimda, organisasi kemasyarakatan serta para mahasiswa dan pelajar.
(***/JerryPalohoon)