Boltim, BeritaManado.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Yusri Damopolii, dalam sosialisasi Sapu Bersih Kenakalan Remaja (Saber Kerja) bersama Polres Boltim siang tadi mengatakan tidak ada anak nakal dalam lingkungan rumah maupun sekolah.
Menurutnya, kenalakan remaja itu terjadi karena kurangnya perhatian orang tua maupun guru-guru di sekolahnya, terlebih teman-teman sekelas yang sering mengkucilkan dirinya.
“Sebenarnya tidak ada anak nakal, saya jujur tidak ada anak yang nakal, yang ada itu anak yang tidak diperdulikan oleh orang tua, termasuk dengan teman-temannya yang mengucilkan dia, mungkin juga tidak diperdulikan guru,” tegas Yusri Damopolii, Kamis (20/02/2020).
Kata Yusri, anak remaja yang akan tumbuh berkembang biasanya sedang dan akan mencari jati dirinya. Ia berusaha untuk menunjukkan eksistensinya biar kebanyakan orang tahu dan kenal akan dirinya.
Yusri menceritakan, pengalaman dirinya soal pemahaman anak itu hanya butuh kasih sayang seorang guru maupun orang tua dirumahnya.
“Bapak ibu guru, coba sesekali carilah anak yang dibilang nakal, di koridor sekolah ajak dia bicara, sampaikan nasihat. Jadikan mereka seperti sahabat, dan apapun yang dia lakukan sekecil kebaikan berilah dia penghargaan,” ucap mantan kepala SMK 1 Kotabunan ini.
Yusri pun mengajak pengurus Osis di tiap sekolah, agar sering-sering lah mengunjungi teman-teman mereka yang sudah tidak lagi pergi ke sekolah, ajak dia bicara, ajak dia untuk datang lagi ke sekolah.
Terpisah, Kapolres Boltim AKBP Irham Halid, SIK melalui Kasat Binmas Iptu Sriyono mengatakan, kegiatan Sapu Bersih Kenakalan Remaja dilakukan rutin selama 17 hari untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait ketertiban dan keamanan di Boltim.
Kata dia, sasarannya untuk kenakalan remaja yang bisa digolongkan, minuman keras, tawuran, bolos dan tidak disiplin. Selain miras, pihaknya pun menegaskan agar para siswa-siswi dan para remaja untuk menjauhi obat-obatan terlarang, termasuk lem yang mengandung zat adiktif.
“Kami akan terus bersinergi bersama aparat pemerintah dalam hal ini sangadi, pihak pendidikan baik Dinas Pendidikan dan pihak sekolah dalam penertiban kenakalan remaja,” pungkas Sriyono.
(Riswan Hulalata)