TAGULANDANG, SITARO. Hampir sebagian besar masyarakat Taguladang apalagi yang tinggal di bagian Utara mengantungkan kehidupan mereka dengan berjualan salak. Salak yang merupakan primadona Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) karena rasanya yang manis dan enak, menjadi incaran pengunjung dari daerah lain yang berkunjung ke kabupaten yang berjuluk Karangetang Mandolokang Kolo-Kolo ini.
Rata-rata salak yang dijual biasanya mencapai harga Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu / dos dengan isi hingga 20 biji. “Bahkan kami bisa memberikan harga yang lebih murah asalkan membeli dengan harga yang lumayan banyak,” ujar Nova, penjual salak yang sering mangkal di pelabuhan Tagulandang.
Salak Tagulandang memang cukup dikenal masyarakat bukan hanya di Sulut saja tapi sudah seantero Indonesia dan internasional. “Dan di arena pameran dalam rangka WOC beberapa waktu lalu, buah salak juga dijual dengan berbagai olahan,” tandas Kadisperindag Sitaro, Drs Eddy Salindeho.