Manado, BeritaManado.com – RSUP Prof Dr R D Kandou Manado terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya pencegahan penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC).
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah melalui kegiatan sosialisasi kesehatan kepada pasien, keluarga, serta para pengunjung rumah sakit.
Pada Rabu, 26 Maret 2025, bertempat di Poliklinik Anak, RSUP Kandou menggelar sosialisasi bertema “Lindungi Anak dari Tuberkulosis”.
Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), khususnya pada anak-anak yang termasuk kelompok rentan.
Dalam kegiatan tersebut, RSUP Kandou menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya, yakni dr Praisilia R V Najoan Sp A(K), dokter spesialis anak dengan subspesialis Respirologi.
Dokter Praisilia menjelaskan bahwa tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penularan terjadi melalui droplet atau percikan udara saat penderita TB aktif batuk atau bersin.
Meski dapat dicegah dan diobati, TB masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia.
“Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua di dunia dalam jumlah kasus tuberkulosis. Ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang kita hadapi,” ujar dr. Praisilia.
Dalam pemaparannya, masyarakat diajak untuk mengenali tanda dan gejala TB pada anak, yang kerap kali sulit dideteksi.
Gejala umum di antaranya adalah demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lebih dari dua minggu atau berulang tanpa sebab, terutama di malam hari.
Selain itu, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan, penurunan nafsu makan, serta berat badan yang tidak naik selama dua bulan berturut-turut juga perlu diwaspadai.
Gejala yang samar ini kerap menjadi tantangan dalam diagnosis TB pada anak.
Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah utama.
Selain menjaga daya tahan tubuh, dr Praisilia menekankan pentingnya kebersihan lingkungan tempat tinggal sebagai bagian dari upaya pencegahan infeksi TBC.
Menanggapi tingginya angka kasus TB di Indonesia, pemerintah pun turut mengambil peran aktif.
Salah satunya dengan menyediakan obat tuberkulosis secara gratis bagi pasien yang membutuhkan.
“Kami mengajak setiap orang tua agar tidak ragu memeriksakan anak mereka, terlebih jika ada riwayat kontak dengan orang dewasa yang menderita TB. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah penularan dan komplikasi,” tutup dr Praisilia.
Melalui kegiatan ini, RSUP Kandou berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya pencegahan dan penanganan tuberkulosis, demi masa depan anak-anak yang lebih sehat dan bebas dari TBC.
(jenlywenur)