Bitung – Kedua mata Rina Pakaya (42) memerah. Ia terus menangisi nasib yang dialaminya dan menganggap apa yang terjadi pada dirinya adalah karma atas perbuatannya pada kedua orang tuanya dahulu.
“Mungkin ini karma atas diri saya terhadap apa yang saya lakukan terhadap orang tua,” katanya sambil mengusap air matanya, Sabtu (11/1/2014).
Bahkan perempaun yang mengaku sudah dua kali menikah ini tak tahu harus bagaimana karena ia harus kehilangan kemanakannya, Niky Mengko (9) karena pembunahan. Dan beelakangan ia ketahui yang menjadi pelakunya adalah anak kandungnya sendiri AR alias Nyong (18).
“Hari Jumat (10/1/2014) saya mendapat kabar jika Niky dibunuh orang dengan cara sadis di areal perkebunan. Saya begitu syok karena Niky tak lain masih anak saya,” katanya.
Bahkan Sabtu pagi ketika Niky sebelum dimakamkan ia menyempatkan diri untuk melayat namun sejumlah tatapan keluarga yang ada di rumah duka serasa dingin. “Saya waktu itu belum tahu kalau Nyong pelakunya, makanya saya tak habis pikir ketika melayat keuarga terkesan menghindar dan tak mengharapkan kehadiran saya,” katanya.
Nanti setelah pulang melayat sekitar pukul 8.30 Wita saya baru mendapat kabar jika Nyonglah pelaku pembunuhan Niky. Ia mengaku begitu syok dan tak bisa berdiri ketika mendenngar kabar tersebut. Apalagi Polisi sudah mengamankan anak pertamanya itu dari empat anak yang dimilikinya.
“Saya pasrah, terserah dari keluarga mau berbuat apa. Kalaupun keluarga ingin membunuh saya sebagai gantinya anak-anak yang dibunuh Nyog, saya siap dan pasrah,” katanya sambil menangis.
Nyong sendiri kata Pakaya memang dua bulan terakhir ini tidak tinggal lagi dengan dirinya di Pateten 3. Alasannya sangat sederhana, yakni Nyong selalu menolak katika disuruh mandi kendati sudah tak mandi berhari-hari.
“Adik-adiknya sampai mengeluh tak mau serumah dengan dia karena katanya Nyong bau kambing karena tidak mandi-mandi,” katanya.
Dan terakhir ketika dirinya mengajak Nyong untuk melapor ke RT karena selama ini belum tercatat sebagai anggota kelauarganya. “Waktu itu suruh dia mandi tapi dia menolak akibatnya saya pukul dan dia menangis meninggalkan rumah. Semenjak itu ia tidak pulang-pulang dan saya tidak tahu tinggal dimana. Nanti hari ini baru saya tahu kali tinggal di Winenet 2 bersama tantenya,” jelasnya.
Menurutnya, Nyong dimatanya adalah anak yang baik dan tidak macam-macam. Bahkan menurutnya, Nyong tak pernah mengkonsumsi minuman keras seperti anak lain seumurannya.
“Padahal ayah tirinya adalah pemabuk tapi ia tak pernah ikut-ikutan untuk menum minuman keras,” katanya.(abinenobm)