Manado – Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70 tahun pada 17 Agustus 2015 dirayakan di seluruh pelosok Negara.
Namun di dalam hari Kemerdekaan ini, Indonesia masih belum sepenuhnya merdeka dari beberapa hal yang bersifat esensial. Kesenjangan sosial, masalah toleransi, serta ketidakjelasan penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lalu mewarnai perjalanan Repiblik ini. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi, Richard Rimbing.
“Negara yang dibentuk oleh berbagai macam gagasan serta dimerdekakan oleh berbagai macam Golongan pada 70 Tahun yang lalu ini, ternyata masih belum seutuhnya ‘Merdeka’ jika dilihat dari beberapa permasalahan yang terjadi. Negara ini terus melahirkan Pejabat – pejabat yang bermental ‘Modal’ yang pada akhirnya membuat kebijakan yang berpihak kepada Pemilik modal, hal ini menjadi salah satu penyebab utama Kesenjangan sosial yang semakin hari semakin tidak manusiawi.
Selanjutnya masalah toleransi, dalam hal ini toleransi antara umat beragama yang belakangan ini mulai menurun, ini juga disebabkan oleh lemahnya penegakan Ideologi dan pemahaman wawasan kebangsaan.
Yang terakhir adalah penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat yang mewarnai sejarah pasca kemerdekaan Republik ini, seperti
Tragedi penumpasan masal pasca peristiwa 1965/1966, Peristiwa Malari 1974, Peristiwa mei 1998, Kerusuhan 27 Juli dan masih banyak lagi pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lampau dan belum ada kejelasan sampai hari ini”. Jelasnya.
Diharapkannya peringatan 70 tahun kemerdekaan ini dapat menjadi momen evaluasi kepada seluruh stakeholder yang ada di dalam Republik ini.
“Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia jangan hanya bersifat seremonial, tapi juga harus menjadi momen evaluasi kepada seluruh stakeholder yang menjadi bagian di dalam Republik ini”. Kata Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsrat ini. (ads)