MANADO – Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Donald Rumokoy dituding menyalahgunakan kekuasaan, pasalnya saat ini dengan menggunakan kekuasaanya Rumokoy mengeluarkan kebijakan yang dianggap keliru dan hanya menguntungkan pihak rektorat.
“Dulu korupsi Unsrat bermodus. Sekarang prioritas kebijakan anggaran Unsrat di prioritaskan untuk pembangunan fisik dan tak mengindahkan pengembangan akademik, maka kuat dugaan kami ada modus baru korupsi Unsrat,” ujar ketua Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (Fodim) Unsrat, Donis Katengar dalam jumpa persnya, Minggu (13/03/11) malam.
Dirinya juga membeberkan bahwa adanya dugaan Rektor sengaja mengeluarkan kebijakan tersebut guna memperkaya dirinya dan kroni-kroninya di Unsrat dengan mengambil fee sebesar 20persen dari setiap proyek pembangunan fisik dari setiap kontraktornya.
“Untuk diketahui, sekarang ini kondisi Unsrat mengalami deficit Demokrasi, Rektorat tidak lagi menjamin hak dari civitas akademika, yakni kebebasan berpendapat serta mendapatkan pengembangan akademik yang semestinya, daya kritis di Unsrat menurun, apalagi dugaan telah terjadi kebocoran dana penelitian di Lembaga Penelitian Unsrat berbandrol miliaran rupiah,” beber aktifis mahasiswa yang getol berdemo ini.
“Kami meminta agar Menteri Pendidikan Nasional boleh melihat kondisi Unsrat di lapangan dan memulihkan kembali kondisi Unsrat sebagai wilayah yang akademis, desakan juga kami tujukan kepada Kejagung untuk serius mengusut tuntas kasus penyimpangan PNBP fakultas Hukum,” tandasnya.
Dari informasi yang berhasil dihimpun wartawan, diperkirakan kekayaan Rektor pertahunnya mengalami peningkatan mencapai Rp 10miliar dan berbentuk cashmoney untuk menghindari pemeriksaan inspektorat dan BPK. Belum lagi anggaran yang diboroskan oleh Rektor untuk perjalanan dinasnya ke luar negeri. (sa/is/tim)