BITUNG—Penimbunanan wilayah pantai atau lebih dikenal dengan nama reklamasi dianggap kurang tepat diterapkan di wilayah kota Bitung. Apalagi jika tujuan reklamasi tersebut untuk kepantingan perluasan atau pengembangan wilayah pembangunan oleh pihak pengusahan di kota ini.
Buktinya, sejumlah wilayah yang dinilai mulai menerapkan reklamasi ini mendapat keluhan dari warga. Pasalnya sebagian kawasan pesisir kota Bitung telah dijadikan area pabrik dan perusahaan industri sehingga sejumlah nelayan mengeluh tempat tambatan perahu yang biasa dekat rumah mereka harus diarahkan ke pelabuhan perikanan Aertembaga.
Demikian pula pesisir pantai kecamatan Wangurer, Girian dan Matuari terlihat semakin sempit bagi para nelayan untuk melakukan aktifitas mempersiapkan perahu dan alat tangkap. Sedangkan disisi lain, ketertarikan sejumlah pengusaha untuk mengembangkan usaha mereka di kota Cakalang nampaknya semakin di respon terutama di daerah pesisir pantai dan tidak menutup kemungkinan reklamasi pantai Bitung nampaknya menjadi sasaran awal pembangunan suatu perusahaan.
“Memang betul ada beberapa pengusahan yang coba mengusulkan untuk melakukan reklamasi dengan tujuan menambah wilayah tempat usaha mereka namun kami nilai pengembangan kawasan industri kota Bitung bukan solusi yang baik jika dilakukan reklamasi,” kata kepala Bappeda kota Bitung, James Rompas.
Menurut Rompas, kondisi pantai kota Bitung dan pulau Lembeh sangat curam dengan kuat arus 0,5 meter per detik sehingga jika ada pengusaha yang nekat melakukan pembangunan dengan cara reklamasi, maka harus mengeluarkan kost yang cukup besar. Disamping itu, menurut Rompas, perlu ada kajian analisa dampak terhadap lingkungan agar tidak membahayakan keselamatan warga dan juga biota laut yang ada.
Ditanya soal keluhan masyarakat nelayan yang merasa daerah pesisir kota Bitung semakin sempit dan hak mereka di persulit ,Rompas menjelaskan bahwa itu merupakan konsekuensi pengembangan kota dan segala resiko perubahan harus di terima guna menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
“Kami sendiri berharap para pengusaha mau menyisakan lahan bagi para nelayan untuk dijadikan sebagai tempat tambatan perahu,” ujar Rompas.(en)