Amurang – Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Presiden dan Wakil Presiden RI, tingkat Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Rabu (16/7/2014) di New Century diwarnai pengusiran wartawan, oleh oknum kepolisian Minsel. Hanya persoalan sepele, yakni belum mengantongi kartu identitas yang dikeluarkan KPUD Minsel. Padahal sejumlah wartawan sudah melaporkan ke secretariat KPUD, tapi kartu identitas belum ada.
Menurut Andries Pattyranie , Rocky Sariowan dan Dplvie Mangindaan, menuturkan, saat wartawan masuk ruangan rekapitulasi, baru oknum polusi yang dinilai arogan adalah salah satu perwira polisi di Polres Minsel ini, langsung seenaknya mengusir wartawan pos Minsel saat melakukan peliputan rekapitulasi perolehan suara Pilpres oleh KPUD Minsel.
“Persoalanya bukan itu (Pengusiran wartawan, red), tapi kami menduga, ini menjurus kepada kongkalingkong atau penggelembungan suara saat perhitungan perolehan suara Pilpres. Karena, kenapa kami wartawan saat melakukan peliputan, pihak KPUD Minsel berdalih, kartu identitas lupa di kantor,” tuding Andrie Pattyranie (Koran Manado Pagi), dibenarkan Rocky Sariowan (Koran Cahya Pagi) dam Dolvie Mangindaan (Koran Manado) Rabu (16/7/2014).
Sementara itu, Ketua KPUD Minsel Fanley Pangemanan ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan mengatakan, “ini hanya salah kordinasi saja, kami akan perbaiki,” jawabnya. (sanlylendongan)