
Dr Enrico Rawung
Manado – Puncak peringatan Hari AIDS sedunia untuk Sulawesi Utara dilaksanakan tadi malam (5/12/2015) oleh Forum Masyarakat Peduli HIV AIDS (FMPHA) di Taman Kesatuan Bangsa Manado.
HIV AIDS bukanlah masalah yang kecil sehingga butuh perhatian dari seluruh lapisan masyarakat.
Data yang terangkum hingga Agustus 2015, total pengidap di Sulut yang positif HIV AIDS berjumlah 1877 pengidap.
Trend peningkatan yang signifikan data rata-rata pengidap baru HIV+ berjumlah 20-23 pengidap baru per bulan.
Bandingkan dengan data 5 tahun lalu yang rata-rata 12-15 pengidap baru per bulan. Sebagian besar pengidap HIV-AIDS di Sulut ditemukan dalam kondisi AIDS dan sudah terinfeksi penyakit-penyakit infeksi oportunistik seperti TB Paru dan lain-lain dan sudah sulit untuk diberi pertolongan.
Untuk itu Refleksi Hari AIDS Sedunia dilaksanakan oleh FMPHA untuk membawa harapan bahwa mereka yang sudah terinfeksi HIV AIDS tidak akan berjalan sendiri.
“Jika laporan kegiatan ini saya ringkas jadi satu kalimat saja, maka akan berbunyi: “Kami tidak akan biarkan kalian berjuang sendiri”.
Maksudnya adalah kami tidak akan biarkan para pengidap atau disebut Odha berjuang sendiri. Kami pun akan bersama dengan pemerintah agar pemerintah pun tidak berjuang sendiri.
Kami pun akan pastikan, keluarga yang salah satu anggotanya positif HIV AIDS, para penggiat LSM Peduli HIV AIDS tidak akan berjuang sendiri. Kita harus berjuang bersama-sama, bergotong royong karena masalah HIV AIDS adalah masalah yang luar biasa besar.
Kami khawatir jika tidak ditangani dengan baik maka masalah ini akan jadi bola salju raksasa.
FMPHA Sulut akan berjuang bersama semua komponen rakyat dan pemerintah untuk menahan bola salju itu, bahkan menggerusnya menjadi bola salju kecil sampai hilang. Itu mimpi kita kedepan,” ujar dr Enrico Rawung MARS selaku ketua panitia.
Mimpi yang memang tidak mudah untuk diwujudkan, mengingat maraknya prostitusi dan penggunaan narkoba yang merupakan bagian dari penyebab HIV AIDS masih merajalela.
“Memang tidak mudah dan ini bukan kerja sehari. Tapi ini adalah keras yang tanpa henti. Untuk itu, kami memohon dukungan Bapak Gubernur bagi forum rakyat ini. Refleksi ini sebagai simbol kekuatan rakyat yang besar untuk bekerja bergotong-royong, melawan penyebaran HIV AIDS di Sulawesi Utara,” tutup dr Enrico. (srisurya)