Bitung – Kebijakan rayonisasi trayek Angkutan Kota (Angkot) di Kota Bitung rupanya bukan hal yang baru. Tapi menurut personil LSM Lembeh Bersatu, Muzaqir Boven, rayonisasi sudah bertahun-tahun disiapkan Pemkot dengan tujuan semua wilayah Kota Bitung bisa terjangkau Angkot.
“Rayonisasi bukan hal yang baru atau baru tahun ini direncanakan Pemkot, tapi setahu saya itu sudah lama namun baru tahun ini dijalankan,” kata Boven, Kamis (14/11).
Malah menurut Boven, rayonisasi adalah usulan dari para sopir Angkot beberapa waktu lalu yang kemudian ditangkap Pemkot. “Makanya saya heran ketika ada demo sopir yang menyatakan menolak kebijakan rayonisasi Angkot, padahal idenya dari para sopir sendiri,” katanya.
Ide rayonisasi muncul kata Boven ketika sopir dan Dishub melakukan pertemuan di DPRD membahas kenaikan tarif. Dimana dalam pertemuan itu para sopir mengeluh soal pendapatan dan mengusulkan agar diterapkan rayonisasi dengan harapan pendapatan para sopir bisa merata.
“Selain itu, Kota Bitung memang sudah harus menerapkan rayonisasi sesuai standar sebuah kota. Kalau tidak dirayonisasi maka sampai kapan jalur atau trayek Angkot akan terus amburadul dan ada masyarakat yang tidak terjangkau Angkot,” katanya.
Apa yang dikatakan Boven dibenarkan Asisten I, Fabian Kaloh. Malah menurut Kaloh, rayonisasi sudah ada jauh sebelum dirinya menjabat Kadis Perhubungan Kota Bitung tahun 2003. “Saya menjabat Kadis Perhubungan, kebijakan itu sudah ada namun sayang saya belum sempat menjalankannya sudah diganti,” kata Kaloh.
Dan nanti Kadis Perhubungan dijabat Rahel Rotinsulu kata Kaloh baru kebijakan rayonisasi dijalankan. Padahal sesudah dirinya menjabat Kadis Perhubungan ada beberapa kali pergantian pejabat namun kebijakan tersebut tidak dijalankan.
“Jadi rayonisasi bukanlah hal yang baru karena itu sudah lama ada namun baru sekarang kita terapkan,” katanya.
Menurut Kaloh, rayonisasi Angkot sudah harus diterapkan dan menurutnya sebagai kota, Kota Bitung tergolong terlambat menerapkan kebijakan tersebut. Mengingat saat ini Kota Bitung berkembang begitu pesat sehingga Pemkot berupaya agar semua masyarakat bisa menggunakan transportasi yang layak.
“Nah saat ini kita sementara dalam tahap uji coba dan jika memang ada yang dianggap tidak sesuai maka tentu kita akan evaluasi serta direfisi,” katanya.(abinenobm)