MANADO – SUNGGUH tindakan luar biasa yang dilakukan oleh masyarakat kecil yang berada di seputaran Taman Kesatuan Bangsa (TKB) patut dicontoh oleh para pejabat maupun pengusaha di Sulawesi Utara (Sulut). Pasalnya penggalangan dana yang dilakukan oleh Keluarga Alumni Jogja (KAJ) dan Gerakan Peduli Rakyat Sulut (GPRS) langsung diapresiasi oleh dengan memberikan sebagian penghasilan mereka yang terbilang tidak seberapa, Sabtu (13/11/2010).
Masyarakat yang sebagian besar para pedagang, supir angkot maupun para pekerja begitu mudahnya menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk saudara-saudara mereka yang terkena bencana letusan gunung Merapi nun jauh di Pulau Jawa sana. “Mumpung ada yang menggalang dana, jadi saya bisa memberikan sedikit rezeki kepada mereka yang membutuhkan,” ujar Ratna (36) seorang ibu rumah tangga warga Tikala.
Dirinya mengaku sangat sedih melihat berbagai bencana yang terjadi seberapa daerah di Indonesia seperti Wasior, Merapi dan Mentawai yang disiarkan oleh berbagai media. “Kasihan mereka banyak yang kehilang rumah, harta benda serta anggota keluarganya,” katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Mahmud (46)seorang warga lainnya yang menganggap apa yang dilakukan KAJ dan GPRS patut dicontoh oleh organisasi lainnya. Sebab banyak masyarakat kecil yang menyumbang kepada korban bencana alam, namun mereka tidak mengetahui kemana harus memberikannya. “Karena memang untuk menyumbang langsung tidaklah mungkin, justru dengan penggalangan dana seperti ini, masyarakat yang tidak memiliki penghasilan yang banyak, namun berkeinginan untuk menyumbang dapat diwadahi,” katanya.
Sedangkan penggalangan dana yang dilakukan KAJ dan GPRS ini berlangsung di seputaran TKB, Zero Point serta Jalan Roda (Jarod) tersebut dimulai pukul 16.00 Wita para pengurus dari kedua organisasi tersebut membentuk empat tim untuk menggalang dana di sekitar daerah tersebut.
Richard Nainggolan selaku penasehat KAJ turun langsung untuk meminta ketersediaan masyarakat kecil yang kebetulan ada di TKB untuk menyumbangkan demi saudara mereka yang terkena bencana. Begitu pula Frangki Mewengkang yang menyisir area dari TKB sampai Jarod. Tidak disangka hanya berlangsung selama dua jam saja dana yang terkumpul mencapai Rp3.078.300
Acara kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang dilakukan oleh KAJ, GPRS serta masyarakat. Dalam kegiatan tersebut Penasehat KAJ Richard Nainggolan mengatakan meskipun acara tersebut bersifat sederhana, namun bukti bahwa seluruh elemen masyarakat bergerak saat melihat saudara mereka terkena musibah. “Semoga saja hal ini menjadi awal bagi kita untuk dapat berbuat lebih banyak lagi bagi kemanusiaan,” ungkapnya.
Sementara itu, Frangky Mewengkang mengatakan kegiatan tersebut merupakan bukti kepedulian masyarakat Manado terhadap saudara-saudara mereka yang tertimpa bencana, terlebih bagi mereka yang pernah tinggal di Jogjakarta pasti merasakan begitu perihnya penderitaan yang saat ini dirasakan masyarakat kota Gudeg tersebut.
“Terima kasih bapak-ibu yang telah meringankan beban saudara kita di Jogja semoga saja persekutuan keluarga ini dapat dimajukan lagi untuk kemanusiaan,” katanya Sedangkan Kordinator GPRS Amas Mahmud mengatakan kegiatan ini merupakan Peristiwa langka namun sebuah tindakan nyata untuk mereka yang terkena musibah. Semoga saja memberikan pengaruh postif bagi saudara kita di jogjakarta,” ujarnya.
Sementara itu Prof Isak Pulukadang dalam penyampaian Kuliah Tujuh Menit menjelaskan acara ini merupakan bentuk dari perasaan senasib sepenangungan yang telah diikrarkan oleh pemuda pada 28 Oktober 1928 silam, dan merupakan cerminan sikap heroik para pahlawan yang sering kita peringati setiap 10 November. “Walaupun banyak terjadi tantangan hambatan dalam perjalanan bangsa ini, namun kita harus tetap konsisten mempertahankan kemerdekaan ini,” katanya.
Untuk itu dirinya merasa bangga apa yang dilakukan oleh KAJ dan GPRS. “Saya berharap pemerintah memberi perhatian yang lebih kepada mereka yang saat ini sedang menderita,” ujarnya.Dalam kegiatan tersebut juga diisi pembacaan puisi tentang Jogjakarta dari berbagai perwakilan organisasi. ()