Manado – Anggota Komisi 1 DPRD Sulut, Netty Agnes Pantow, memberi perhatian pada tugas dan tanggungjawab Bakamla mengamankan wilayah laut Indonesia dari ancaman keamanan.
Menarik, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kepala Zona Maritim Tengah Bakamla RI, Brigjen (Pol) Drs Bastomy Sanap SH. MBH. M.Hum di DPRD Sulut, Selasa (13/6/2017), Netty Pantow mengungkapkan dugaan ancaman keamanan wilayah laut ketika beberapa waktu lalu sempat menerima informasi dari masyarakat Minahasa Utara tentang sebuah kapal kecil mencurigakan masuk ke pulau Talise.
“Ketika itu masyarakat kompak menanyakan kepada para penumpang kapal asing tersebut, dialeg mereka sangat mencurigakan oleh masyarakat langsung menyuruh mereka untuk pergi. Kejadian ini membuktikan bahwa wilayah laut kita rentan dengan ancaman keamanan, karena bisa saja yang masuk itu teroris jika kita kurang melakukan langkah antisipasi,” tutur Netty Pantow.
Kepala Bakamla zona tengah, Brigjen (Pol) Bastomy Sanap, mengatakan, untuk ancaman keamanan wilayah dibutuhkan peran serta masyarakat untuk secepatnya melaporkan kepada pemerintah terdekat. Bakamla memiliki prosedur tetap untuk mengusir kapal asing yang masuk dan melewati wilayah perbatasan laut NKRI.
“Aturan internasional, pertama kita memberi tembakan peringatan, kalau tidak digubris selanjutnya tembak depan anjungan, tiga kali tembakan peringatan tetap tidak digubris maka langsung dilakukan penembakan ke kapal,” tukas Bastomy Sanap pada rapat yang dipimpin Ketua Komisi 1 Ferdinand Mewengkang, dihadiri Wakil Ketua Komisi 1 Deky Palinggi, Sekretaris Komisi Jeanny Mumek, Jems Tuuk, Mursan Imban dan Denny Sumolang. (JerryPalohoon)