Amurang—Kabupaten Minahasa Selatan rawan penderita rabies atau digigit anjing. Akibatnya, lantaran tak tahu harus berbuat apa. Maka, korban gigitan anjing pasrah. Terlebih, lantaran obat tersebut sangat mahal dengan sendirinya memilih pasrah.
Warga Minsel pun angkat suara soal rabies anjing gila. Bahwa, benar obatnya justru hanya diberikan kepada keluarga miskin dan pemulung. Dengan demikian, warga Minsel bertanya-tanya soal pengobatan akibat digigit anjing.
‘’Ya, kami bertanya bagaimana harus mendapatkan obat ketika digigit anjing. Pasalnya, untuk mendapatkannya harus memiliki rekomendasi pemerintah desa/kelurahan. Setelah itu, Puskesmas terdekat dan selanjutnya diantar ke Dinas Kesehatan Minsel. dengan demikian baru akan ditindaklanjuti tim media yang ada di Dinas Kesehatan Minsel,’’ kata Jimmy Agustinus, warga Kilometer Tiga kecamatan Amurang.
Tapi kata Agustinus, bahwa cara seperti ini sangat tak masuk akal. Kalau juga korban memang orang miskin/pemulung jelas bisa mendapatkannya. Namun, kalau juga korbannya orang berduit, apa tindakannya.
‘’Ini jelas pilih kasih. Namanya korban gigitan anjing, harusnya sama-sama dilihat. Jangan sudah parah misalnya baru dilihat. Ini namanya pilih kasih dalam segala hal. Bukan mencerminkan mencintai kesehatan,’’ kata Willem Wauran, warga Uwuran Dua ini. (and)