
Ratahan – SMA Negeri 1 Ratahan siap menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan tinggal menunggu rekomendasi Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).
Seperti dituturkan oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Ratahan, Very Wantah, melalui Wakil Kepala Sekolah, Welson Wungow, Senin (1/11/2021), dari 637 siswanya, 92 persen sudah divaksin.
Demikian juga untuk tenaga pengajar yang semua sudah divaksin, serta fasilitas kesehatan, seperti tempat cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh, dan lainnya untuk mendukung pelaksanaan PTM juga sudah disiapkan.
“Pada dasarnya kami sudah siap untuk menggelar PTM. Target vaksinasi siswa dan guru sudah dicapai, serta Fasilitas Kesehatan juga sudah disiapkan. Saat ini tinggal menunggu rekomendasi Gugus Tugas Kabupaten Mitra,” ungkap Welson Wungow.
Lanjut diungkapkannya, dalam menatap pelaksanaan PTM ke depan, pihaknya juga sudah menyiapkan sistem belajar, serta mekanisme lainnya yang mengatur aktivitas di sekolah.
“Untuk sistem PTM SMAN 1 Ratahan nantinya kita akan terapkan blended (gabungan,red), artinya 50 persen belajar di sekolah, 50 persen lagi belajar dari rumah,” pungkasnya.
Bukan hanya itu saja, aktivitas PTM di sekolah nantinya tidak akan menghadirkan seluruh tingkat pendidikan, melainkan akan dibagi setiap minggunya, guna mencegah terjadinya kerumunan.
“Jadi PTM nanti bergantian setiap tingkat. Jika minggu pertama yang masuk kelas 10, minggu berikutnya kelas 11, dan seterusnya,” jelasnya.
Lanjut ditambahkannya, pihaknya juga akan menempatkan petugas yang terdiri dari guru dan siswa untuk berjaga di pintu depan.
“Sebab mereka yang masuk ke lingkungan sekolah harus menerapkan protokol kesehatan, baik itu diperiksa suhu tubuhnya dan memakai kelengkapan kesehatan seperti masker,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengatur jalur masuk keluar, di mana pintu masuk di satu sisi, pintu keluar di sisi lainnya, atau diatur satu arah agar mengurangi kemungkinan berpapasan yang berpotensi sebabkan kerumunan.
Adapun menurutnya, dari sisa sekitar 8 persen siswa yang belum divaksin, ada yang disebabkan sakit dan ada yang memang belum diizinkan orang tua.
“Namun kami tetap berupaya untuk memaksimalkan capaian vaksinasi, sebab ini demi keamanan anak didik,” tutupnya.
(Jenly Wenur)