Airmadidi-Pembangunan Zero Poin Minahasa Utara (Minut) yang dilaksanakan di perempatan jalan Ir Soekarno, tepatnya di perbatasan Kelurahan Sukur dan Kecamatan Dimembe, terkesan lambat.
Pasalnya, sesuai kontrak kerja yang tertera di papan proyek pembangunan, pembangunan zero poin harusnya rampung dalam 90 hari kerja.
Sayang, sejak peletakan batu pertama pada 19 Juni 2017, sampai sekarang, icon baru tempat wisata di Minut itu belum juga selesai pengerjaannya.
Pantauan BeritaManado.com Sabtu (7/10/2017), proses pembangunan masih sementara berlanjut, yaitu pada titik tengah zero poin dan dua area publik dari empat area publik yang ditargetkan.
Pada bundara zero poin terjadi kemacetan cukup panjang, akibat sejumlah truk bermuatan material tengah menurunkan material di lokasi proyek.
“Masakan sudah berapa bulan dikerjakan lalu masih seperti ini? Sangat mengganggu kami pengendara dan pejalan kaki akibat macet dan debu beterbangan,” kata Allan, warga Dimembe.
Untuk diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jendral Cipta Karya memulai proyek pembangunan Zero Point di wilayah Minut, melalui peletakan batu pertama oleh Asisten I Pemkab Minut Rivino Dondokambey, Senin (19/6/2017).
Zero Point Minut di bangun di atas lahan seluas 1,5 hektar dan dibangun berbasis kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui APBN sebesar RpRp4.197.400.000 tahun anggaran 2017, yang dikerjakan oleh PT Maju Marturia Mandiri selama 90 hari kerja.
Zero point ini berbasis ruang terbuka hijau, dilengkapi area olahraga, taman bermain dan tempat beristirahat dan bersantai, juga titik sentral yang didalamnya memiliki akses dari berbagai wilayah seperti Likupang, Wori, Maumbi, Kema yang titik pertemuannya di lokasi tersebut.(findamuhtar)