Oarai, Jepang – Dalam suasana penghayatan kembali masa-masa sengsara Tuhan Yesus, khususnya di Minggu yang terakhir atau Minggu VI, Gereja Masehi Injili di Jepang (GMIJ) Jemaat “Betlehem Baru” Oarai Jepang merayakannya dalam bentuk JALAN SALIB dengan Tema “Cinta Kasih” sebagaimana rilis yang diterima BeritaManado.
Penetapan tema Cinta Kasih karena disadari bahwa penderitaan dan kesengsaraan Tuhan Yesus sampai mati dikayu salib diatas bukit Golgota adalah bentuk Cinta Kasihnya kepada umat manusia dan dunia ini. Melalui Penderitaan dan kematianNya Dia telah meninggalkan teladan cinta KasihNya bagi setiap orang yang mengaku percaya kepadaNya. Dan diharapkan teladan Cinta kasihNya itu dapat diteruskan kepada sesama terutama kepada sesama yang menderita yang membutuhkan uluran Cinta Kasih Tuhan itu. Demikian yang disampaikan Pdt. Djonnie H.Toreh, STh; sebagai Ketua Jemaat yang sudah memimpin pelaksanaan Ibadah Jalan Salib ini. Prosesi yang diawali oleh pemimpin ibadah, yang diikuti oleh Tuhan Yesus Kristus yang diperankan oleh seorang majelis jemaat, kemudian diikuti oleh seluruh jemaat dan majelis jemaat.
Walaupun sederhana namun momen ini betul-betul dihayati dan bahkan mendatangkan keharuan bagi sebagian besar jemaat yang mengikutinya, terlebih pada perhentian yang terakhir ketika Yesus disalibkan, cuaca pun yang saat itu sangat cerah tiba-tiba menjadi agak kelam, menyerupai suasana yang sebenarnya. Prosesi “Jalan Salib” yang sudah dua kali dilaksanakan ini, benar-benar diresapi karena merupakan momen yang sangat langka apalagi di perantauan, di Jepang khususnya yang warganya sebagian besar non-Kristen.
Sebagai perwujudan cinta kasih Allah itu, sesuai dengan tema yang diambil, maka GMIJ Betlehem Baru Oarai menjalankan “Puasa Diakonal” dalam bentuk kotak persembahan pribadi ataupun keluarga selama masa-masa sengsara, dan akan dikumpulkan pada hari kebangkitan Tuhan Yesus (Paskah). Sasaran dari puasa diakonal tersebut adalah untuk membantu saudara-saudara seiman yang membutuhkannya, diantaranya panti-panti asuhan milik GMIM, seperti yang sudah dilakukan tahun-tahun sebelumnya.
GMIJ “Betlehem Baru” Oarai bulan Agustus nanti akan memasuki tahun pelayanan yang ke-5. Seluruh jemaatnya berasal dari GMIM, dan tersebar bukan hanya di kota Oarai namun juga di kota lainnya seperti Tsuchiura, Tochigi dan Oyama. GMIJ Betlehem Baru Oarai dilayani oleh 2 pendeta asal GMIM yakni Pdt.Djonnie H.Toreh, STh dan Pdt.Juriko Lengkong-Lumangkun, STh.
Sebagai perpanjangan tangan dari GMIM yang melayani warganya, GMIJ “Betlehem Baru” juga memiliki hubungan kerjasama yang baik dengan Katsuta Bible Church di bawah pimpinan Pdt. Terutsugu Yoshinaga dan beberapa gereja di bawah lindungan NCC/UCC Japan.
Bersama-sama juga dengan gereja-gereja Indonesia yang ada di Oarai yakni: GIII, IFGF-GISI, dan Katolik, terhimpun dalam Badan Kerjasama Gereja-gereja Indonesia di Oarai Jepang (BKGIO). (*)