Minahasa, BeritaManado.com – Proposal riset berjudul Orisinalitas Musik Kulintang Minahasa: Teknik Pembuatan Instrumen, Permainan dan Penerapan Orkestrasi dinyatakan lolos program pendanaan dari Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN).
Proposal riset tersebut diajukan Lembaga Penelitian dan PenUniversitas Negeri Manado (Lemlit Unima) dan Yayasan Serat Manado, diajukan pada Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Gelombang Kedua 2022.
Dari total 1.729 proposal yang masuk, BRIN RIIM meloloskan hanya 239 pengajuan, salah satunya proposal riset Musik Kulintang Minahasa, oleh Lemlit Unima dan Yayasan Serat Manado yang diketuai Prof Dr Perry Rumengan MSn selaku Guru Besar Etnomusikologi Unima, dengan anggota riset dari BRIN yaitu dr Roy Massie PhD dan Dr Felly Senewe, serta Yayasan Serat Manado yaitu Reiner Ointoe Dip.Lit dan Roy Asona SE.
Kepada BeritaManado.com, Reiner Ointoe menjelaskan, proposal riset ini lolos untuk waktu tiga tahun (2022-2025) atau multiyears dengan anggaran hampir Rp1 miliar.
Dikatakannya, menghadapi genre dan trend musik dunia dewasa ini, musik tradisional merupakan salah satu unsur seni budaya yang memiliki dasar sejarahnya yang memberi dukungan terhadap kemajuan Seni dan Budaya Nasional, seperti yang dicantumkan di dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan Nasional.
Musik Kulintang Minahasa salah satu dari keragaman musik tradisional, seperti halnya musik pada umumnya, hingga penyajiannya dan komposisi pun secara khas memiliki nilai estetik, religius serta etik dalam kehidupan masyarakat Minahasa pada umumnya.
Oleh karena itu ciri khas musik Kulintang Minahasa perlu diteliti lebih dalam dengan objek permasalahan menyangkut orisinalitas asal usul (genealogi) sejarahnya, pengaruh (sinkronis) dan komposisi musik itu sendiri, pembuatan instrumen serta penerapannya.
“Tujuan riset ini adalah bagaimana originalitas, asal-usul lahirnya musik Kulintang Minahasa, sehingga musik kulintang dinyatakan sebagai musik ansambel yang berasal dari Minahasa. Bagaimana teknik pembuatan instrumen serta permainan dan penerapan musik kulintang tersebut, akan dihasilkan sebagai karya seni musik dengan inovasi, teknik dan modul yang dapat diuji dan telusuri berdasarkan metodologi penelitian kualitatif, kuantitatif, kajian pustaka (Library Research), dengan analisis deskriptif serta pengukuran dalam pendekatan musikologi dan etnomusikologi,” jelas Reiner Ointoe, kepada BeritaManado.com, Kamis (1/12/2022).
BRIN sendiri secara regular menawarkan call proposal, salah satunya pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) yaitu pendanaan riset yang diberikan kepada institusi/lembaga riset untuk melaksanakan kegiatan pencarian novelty/kebaharuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut oleh pemangku kepentingan dengan tujuan mengimplementasikan hasil riset tersebut.
Dalam pelaksanaan program pendanaan RIIM diharapkan akan meningkatkan jumlah riset untuk mendapatkan novelty atau kebaharuan teknologi dan hasil riset lainnya.
Harapan lain, yaitu meningkatkan jumlah invensi dari hasil riset yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan inovasi, meningkatkan kontribusi aktif pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta dalam kegiatan riset dan meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terkait riset yang mampu bersaing secara global.
(Finda Muhtar)