Manado – Pertumbuhan ekonomi Manado bergerak positif atau meningkat. Menurut survey Bank Indonesia, Manado menjadi kota dengan kenaikan index property residensial tertinggi di luar Jawa, sebesar 25 persen pada
Triwulan 1 tahun 2014. “Selain property, indikator pertumbuhan ekonomi turut dipengaruhi oleh sektor Jasa, Perhotelan, dan Restoran,” ujar Eko Siswantoro, perwakilan Direktur BI di Manado, Selasa (25/3/14).
Meski begitu, kenaikan harga properti bisa dipicu oleh kenaikan biaya produksi,harga bahan bangunan, kenaikan harga BBM, dan kenaikan upah. Namun proyeksi pertumbuhan tersebut bisa memberi nilai positif bagi pengembang
properti, untuk tetap menyediakan properti residensial atau hunian, karena permintaan cukup tinggi.
Perumbuhan ekonomi Sulut sendiri secara umum mencapai 7,45 persen pada 2013. Kondisi itu memberi dampak positif pertumbuhan ekonomi Manado, karena masyarakat Manado dan Sulut makin membutuhkan hunian yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Menurut Pengamat ekonomi Sulut Agus Tony Poputra, keterbatasan lahan perlu diantisipasi untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi di sektor properti.
“Perlunya penyebaran pembangunan ke area luar Manado, seperti Minahasa Utara, Minahasa, Bitung. Dengan tetap memperhatikan pengembangan dan ketersediaan akses transportasi, sebagai faktor penting agar kegiatan ekonomi di Manado tetap terjaga,” kata Poputra.
Selain itu, kata Poputra, kondisi aman atau kondusif merupakan keunggulan yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Sulut secara positif, sehingga banyak yang berinvestasi dan membeli properti residensial di Manado.
“Pembangunan sarana dan infrastruktur transportasi, akan sangat mendukung warga yang beraktifitas di Manado, namun tinggal di luar Kota Manado,” tukasnya. (Semuel)