BENNY MAMOTO
Manado – Benny Josua Mamoto dikenal sejak 2001 sebagai bagian dari pihak yang lihai menginterogasi teroris mulai dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Afghanistan, Australia dan beberapa negara lainnya.
Pria yang sering disapa Benito ini, boleh dibilang punya pengalaman dengan kelompok teroris Abu Sayyaf. Pada tahun 2005, Benny yang kala itu menjabat sebagai Kepala Unit Keamanan Negara, Bareskrim, Mabes Polri ini sukses membebaskan Ahmad Resmiadi seorang Kapten Kapal Bonggaya 91 dari tangan Abu Sayyaf, dengan proses pembebasan yang memakan waktu selama 3 bulan dan dilaksanakan seorang diri oleh Benny atau disebut sebagai negosiator tunggal.
Teknik negosiasi yang dijalankan Benny hanya akan sukses diterapkan oleh orang-orang tertentu saja. Dimana saat itu, Benny berhasil menjalin kontak dengan eks komandan Abu Sayyaf yang melarikan diri.
Kepada BeritaManado.com, Minggu (3/4/2016), Benny menceritakan pengalamannya saat bertemu eks komandan Abu Sayyaf yang saat berjabat tangan ditanya soal agama. Dari jawabannya, terlihat bahwa Benny adalah seorang nasionalis sejati.
“Saya bukan Muslim namun tugas saya adalah menyelamatkan sandera apapun agamanya. Sandera yang saat ini ditahan adalah seorang Islam, sama dengan Anda”, ujar Benny kala itu.
Atas jawabannya itu, eks komandan meraih telapak tangan Benny dan menggenggamnya erat-erat.
Sejak saat itu, proses pembebasan berlangsung aman hingga akhirnya sandera dapat dibebaskan.
Ada tiga hal yang disebut Benny sebagai kunci keberhasilan waktu itu.
“Doa, negosiator tunggal dan bagaimana membangun kepercayaan dengan pihak penyandera. Tidak boleh ada kecerobohan sedikitpun,” kata Benny.
Pengalaman Benny kala itu harusnya bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya pembebasan 10 WNI yang di sandera oleh kelompok Abu Sayyaf akhir Maret kemarin. (srisurya)