MANADO – Dialog eksistensi pemuda Sulawesi Utara gelaran GAMKI Manado, benar-benar menjadi tempat berbagai elemen kepemudaan, ormas, dan mahasiswa membuka uneg-unegnya. Satu di antaranya, Dolfie Maringka, yang mengklaim diri sebagai ”Presiden Bangsa Minahasa”.
Dolfie, mempertanyakan kepada Maruar Sirait, dan Michael Wattimena, soal pembakaran gereja, kisruh SARA yang menyudutkan kaum minoritas. Hal ini kata Dolfie yang juga pengurus KAPET, harus menjadi perhatian serius para generasi muda Kristen.
”Saya kira sejak awal kita telah sepakat dengan kemajemukan bangsa ini, saling menghargai perbedaan pendapat, agama, dan lainnya. Tapi kenapa sepertinya pemerintah membiarkan pembakaran gereja, konflik yang berlatar belakang agama, ”ujar Maringka meyakinkan.
Dia meminta Maruar, dan Wattimena, sebagai pemuda kristen bisa memberikan masukan, saran, bahkan melakukan terobosan-terobosan agar kejadian pembakaran gereja, dan lainnya yang menyakiti kaum minoritas, tidak berulang terus, dan pemerintah tidak bersikap dengan tegas.
Menanggapi hal ini Maruar ‘Ara’ Sirait, mengatakan, dia telah menyuarakan mengenai persoalan itu. ”Saya kira hampir semua media ibu kota memberitakan ketika saya berbicara soal pembakaran tempat ibadah, ”ujar Ara.
Sedangkan Wattimena, mengatakan, pihaknya tentu tidak akan tinggal diam dengan kejadian ini. ”Ini akan menjadi satu di antara bahasan lainnya pada Rakernas GAMKI di Jakarta pada 14 hingga 16 Juli, ”ujarnya.(bom)