AMURANG – Anak putus sekolah yang bekerja di sektor informal cukup banyak di kabupaten Minahasa Selatan. Padahal Dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi (Dinsosnakertrans) Minsel terus berupaya berbuat untuk kembali ke bangku sekolah, hingga beberapa waktu lalu mengadakan sosialisasi terhadap anak putus sekolah.
Data yang diperoleh media ini, sesuai program Pengurangan Pekerja Anak Program Keluarga Harapan (PPA PKH) terdapat 70 anak putus sekolah. Bagaikan fenomena gunung es, angka tersebut hanya dipermukaan. Sebab diperkirakan masih banyak anak bernasib kurang beruntung namun belum terdata oleh instansi terkait. Karena yang terdata hanya berdasarkan keluarga miskin penerima PKH.
Dinsosnakertrans Minsel terus merancang program yang menyesuaikan pendanaan dengan melibatkan pihak ketiga yang berkeinginan selaku perantara terhadap anak putus sekolah.
“Untuk itu kami sedang mensosialisasikan program PPA PKH dengan menggelar sejumlah pembekalan bagi mereka,” ujar Rolly Karamoy, Kepala Dinsosnakertrans Minsel, Kamis (28/7) siang.
Lanjutnya, ada sedikit hambatan dalam merealisasikan program tersebut, karena keterbatasan tenaga untuk mengembalikan anak yang putus sekolah kembali bersekolah di sekolah regular. Dan adakalanya anak merasa malu kalau harus mengulang sehingga lebih memilih kembali ke dunia kerja.
”Sesuai sistem pendidikan mereka yang masih masuk usia wajib belajar diharuskan mengikuti sekolah reguler dan tidak diperkenankan mengikuti sekolah penyetaraan seperti kejar paket,” ucapnya.
“Harus diakui lebih mudah bagi anak yang telah melewati usia sekolah, mereka
diberikan kesempatan mengikuti pelatihan keterampilan sebagai bekal. Mereka ini kita berikan pelatihan berbagai keterampilan sesuai minat masing-masing,” tambahnya.
Selain itu juga berkesempatan mengikuti sekolah penyetaraan atau kejar paket yang tahun ini direncanakan pada bulan September. “Perlu juga diketahui kepudulian dari pihak ketiga cukup besar, seperti dicontohkan oleh Bapak Benny Mamoto dengan memberikan pelatihan gratis di Yayasan Cirus Paulus, Tumpaan,” kunci Karamoy. (andries)