MANADO – Pakar ekonomi Sulawesi Utara khawatir bahwa bahan bakar minyak (BBM) akan ditimbun sebelum sampai ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) oleh pihak-pihak tertentu.
“Yang perlu diwaspadai penimbunan oleh pengusaha pemilik SPBU, karena itu Pertamina dan pemerintah perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat sebelum BBM diputuskan naik,” kata Dosen Magister Manajemen Universitas Sam Ratulangi, Agus Tony Poputra, SS MM, Senin (5/3).
Agus mengatakan, rantai distribusi sebelum SPBU menjadi area yang paling rawan kemungkinan terjadi penyimpangan penimbunan BBM, karena pengawasan di area tersebut lebih longgar.
Pemilik SPBU nakal bisa bekerja sama supir tanki pengangkut BBM dan pihak lain, untuk memuluskan aksi mereka, karena itu pengawasan harus dilakukan secara lebih ketat.
“Saya berharap pelaku usaha khususnya para pemilik dan pengelola SPBU untuk jujur, tidak melakukan tindakan tidak terpuji, karena ujung-ujungnya merugikan negara,” kata Agus.
Sales Area Manager BBM Retail Pertamina Manado, Irwansyah mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap distribusi BBM dari Depot hingga SPBU.
“Ketika BBM keluar dari depot Bitung, dilengkapi administrasi berisi berapa banyak yang dikeluarkan dari Depot, selanjutnya Pertamina akan melakukan cek silang dengan laporan SPBU setiap bulan,” kata Irwansyah.(jor)