Bitung – Suasana kantor Polsek Bitung Tengah, Rabu (1/5) siang tidak seperti biasanya. Pasalnya, siang itu sepasang pengantin mengenakan baju adat Jawa berwana emas terlihat di kantor tersebut berbaur dengan puluhan anggota Polres yang mengenakan seragam coklat.
Menariknya, sepasang pengantin yang bernama MK alias Maikel (21) dan YN alias Yenni (21) bukanlah anggota Polsek apalagi kerabat salah satu anggota polisi yang bertugas di Polsek tersebut dan hendak meminjam kantor untuk menikah.
“Mereka minta perlindungan karena keluarga mempelai laki-laki tak merestui pernikahan Maikel dengan Yenni,” kata Kapolsek Bitung Tengah, Kompol Alfianto.
Alfianto sendiri mengaku kaget ketika didatangi sepasang pengantin tersebut dan sempat menyangka jika Maikel dan Yenni salah alamat. “Saya pikir mereka salah masuk kantor dan menganggap kantor polisi adalah Kantor Urusana Agama (KUA),” katanya sambil tertawa.
Namun setelah dijelaskan, Alfianto maklum dan memahami mengapa pasangan tersebut memilih kantor Polisi untuk berlindung daripada harus duduk manis di kursi pengantin. “Rupanya pernikahan mereka ditentang keluarga laki-laki dan mereka takut terjadi apa-apa sehingga memilih meminta perlindungan,” katanya.
Sementara itu, Maikel dan Yenni mengatakan, sebelum acara resepsi pernikahan keduanya telah mendapat teror via SMS. Dan puncaknya ketika mereka selesai menggelar akad nikah dan hendak menuju lokasi resepsi sejumlah anggota keluarga Maikel menghadang dan mengejar dengan tujuan menggalkan pernikahan tersebut.
“Acara resepsi sendiri digelar di Wisma Pelaut tapi ketika kami akan menuju lokasi sudah dihadang. Makanya kami minta perlindungan,” kata Maikel dan Yenni.
Akibatnya menurut warga Sagerat Weru Dua Kecamatan Matuari dan Winenet Dua Kecamatan Aertembaga ini mereka terpaksa meminta bantuan Polisi dan acara resepsi hanya dihadiri mempelai perempuan. Mengingat keluarga Maikel “memblokir” pintu keluar Polsek dengan harapan acara pernikahan tersebut dibatalkan.(enk)