Manado, BeritaManado.com — Polemik antara PT Manado Utara Perkasa dan masyarakat soal penimbunan pantai Manado Utara makin nyaring.
Penolakan masyarakat terhadap kegiatan tersebut nampaknya mendapatkan dukungan dari sejumlah anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Terang saja anggota DPRD Sulut Yongkie Limen merasa Manado Utara sebagai tempat kelahirannya makin tertinggal.
“Bayangkan saja dari saya kecil hingga sekolah SMA sampai sekarang itu cuman satu, dan Rumah sakit hanya Siti Maryam, dan saya berharap dapat dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku,” ungkap Yongkie Selasa, (2/7/2024) dalam rapat bersama pihak pengembang dan masyarakat di ruang serbaguna DPRD Sulut.
Yongkie menyebut, dirinya bukan menolak penimbunan pantai tersebut namun diingatkan bahwa, ada hal yang sangat disesalkan dari pengembang, yakni kurangnya kordinasi dan komunikasi dengan masyarakat.
“Saya akan mendukung selama bapak (direktur PT Manado Utara Perkasa) mengikuti aturan dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku, dan yang saya minta untuk pembangunan ini harus ada dampak sosial terhadap pemerintah, terlebih khusus bagi masyarakat Manado Utara,” jelas Yongkie.
Tak hanya itu, Yongkie juga menyoroti cara yang digunakan oleh pihak pengembang dalam melakukan proyek itu.
“Terasa seperti ‘kucing dalam karung’ menggunakan cara-cara lama, yang dapat memancing amarah masyarakat yang menolak, karena kurangnya koordinasi,” timpal Yongkie.
Yongkie pun mengingatkan pihak pengembang untuk memberikan penjelasan terkait rencana pembangunan di Manado Utara sebab, jangan sampai terjadi seperti di Marina yang terlalu banyak pembangunan toko -oko dan terasa yang tampak seperti seperti kota mati.
“Hanya satu yang saya minta, pembangunan harus punya dampak pada masyarakat yang ada di sekitar Manado Utara, jadi mulai dari sekarang bapak wajib melakukan sosialisasi terhadap masyarakat,” tutup Yongkie.
(Erdysep Dirangga)