Tagulandang-Isu maraknya penerimaan PNS yang berasal dari luar Kabupaten Sitaro, benar-benar menohok incumbent Toni Supit (Tonsu) dalam tarung politik 5 Juni mendatang.
Supit dinilai dalam kepemimpinnya selang 5 tahun terakhir tidak memperhatikan nasib putra-putri daerah Sitaro, tapi justru lebih banyak menerima PNS dari luar Sitaro, terutama dari Manado, dan Minahasa.
“Harusnya pemerintah Sitaro lebih memperhatikan putra-putri di kabupaten ini, bukan justru membiarkan Sitaro menjadi sekadar sebagai batu loncatan bagi para PNS dari luar daerah,” papar Putra Laingpatehi, Kolonel Raymond Wulanta SH MH, belum lama di Tagulandang.
Wulanta dengan keras mengkritisi sistem pemerintahan yang terbangun di Kabupaten Kepulauan Sitaro saat ini. Sitaro kata dia, bukan perusahan milik pribadi hingga bupati bisa seenaknya menetapkan kebijakan.
Persoalan banyaknya PNS yang berasal dari luar daerah ini sebenarnya telah menjadi pokok persoalan krusial beberapa tahun terakhir kepemimpinan Tonsu. Sekda Sitaro Heidi Janis sempat dibuat berang karena ulah para PNS luar Sitaro yang selalu melakukan aksi pulang kampung ke Manado dan Minahasa pada setiap pekan. Tindakan sering melakukan aksi pulang kampung itu dinilai telah menyebabkan kinerja PNS amburadul.
Kendati telah mendapatkan penekanan dari Sekda Janis, namun ulah para PNS luar daerah itu untuk pulang kampung tetap saja marak. Dari pantauan pada setiap akhir pekan eksodus PNS pulang kampung tetap saja marak mensesaki kapal-kapal menuju Manado.
Wakil Ketua DPRD Sitaro, Hironimus Makainas, SE mengatakan agar penerimaan PNS Sitaro harus lebih memprioritaskan putra daerah guna mengakhiri persoalan krusial itu. Makainas juga membenarkan dimana masalah banyaknya PNS berasal dari luar Sitaro ini telah menjadi isu yang menampar popularitas Tonsu dalam ajang suksesi Sitaro. (*/alf)