Manado – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado merupakan lumbung akademisi yang membidangi keilmuan politik dan pemerintahan. Tak heran jika momentum pemilihan Dekan selalu menyuguhkan strategi serta pola konsolidasi politik yang baru nan menarik untuk dinanti.
Hasil pantauan beritamanado beberapa minggu belakangan ini, ada beberapa nama yang senter terus diperbincangkan untuk bersaing dalam bursa pencalonan Dekan FISIP. Setelah beberapa pekan lalu beritamanado merilis 10 orang yang akan bersaing sebagai calon Dekan, kali ini nama-nama tersebut semakin mengerucut pada tiga figur yang merupakan pembantu dekan saat ini.
Drs. Novie R. Pioh, MSi (saat ini PD II) yang sempat didengung-dengungkan maju dalam pemilihan Dekan FISIP periode 2012-2016 ketika ditemui beritamanado belum lama ini mengatakan bahwa untuk pribadinya, legowo tidak maju dalam pertarungan Dekan. “Masih ada banyak senior yang layak untuk memimpin fakultas ini,” aku Pioh sapaan akrabnya sembari menyebutkan dua rekan pembatu Dekan lainnya, PD I dan PD III.
Sementara itu dosen dengan inisal LD saat dimintai tanggapan oleh beritamanado mengutarakan bahwa belakangan ini hanya ada dua nama yang sering dikait-kaitkan dengan pemilihan Dekan, yaitu Drs. Max Rembang, MSi dan Drs. Welly Areros, MSi.
“Pastinya untuk kedua figur ini sudah teruji dari segi pemberian diri terhadap eksistensi fakultas ini. Oleh sebab itu amatan sementara masih merujuk pada kedua figur ini,” paparnya yang tidak ingin dituliskan namanya.
Berbeda dengan dosen yang berinisial LD, Taufik Tumbelaka, pengamat politik Sulawesi Utara mengutarakan bahwa segala sesuatu masih akan terjadi dalam pemilihan. “Waktunya masih cukup lama, dan kalau dilihat dari kacamata politik segala sesuatu masih bisa berubah. Yang dikatakan hari ini belum tentu saja terjadi di waktu mendatang,” paparnya sembari menambahkan bahwa pemilihan Dekan FISIP menarik untuk dinanti.(gn)