Wakil Ketua KPI Pusat, Idi Muzayyad saat memberikan materi (foto beritamanado.com)
Manado – Menarik pada Pelatihan Pengawasan Pemilu Partisipatif bagi Media Massa yang diselenggarakan Bawaslu Sulut di Swissbelhotel Maleosan, Jumat hingga Minggu (14-16/8/2015), salah-satu narasumber yang dihadirkan Bawaslu, Idi Muzayyad dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mengungkapkan tren media telah berubah dari koran dan radio ke media online.
Idi Muzayyad bahkan mengungkapkan pembaca media online secara nasional telah mencapai 50 persen masyarakat Indonesia, unggul jauh dari pendengar radio 25-30 persen dan pembaca media cetak tersisa 15 persen.
“Posisi sekarang 90-95 persen masyarakat Indonesia menonton televisi, media online dan internet 50 persen, radio 25-30 persen dan cetak tersisa 15 persen. Untuk media cetak makin lama makin turun. Koran Newsweek saja yang sangat terkenal di dunia sudah tutup,” terang Idi Muzayyad.
Komisioner KPI pusat dua periode ini menambahkan, tren kedepan tidak seperti waktu lalu ketika masyarakat minum kopi di pagi hari sambil membaca koran.
“Jadi, tidak seperti dulu, sekarang sudah berubah bahkan anak-anak membaca berita di internet. Produksi koran nasional sekarang tersisa 400 ribu eksamplar, online sudah merajai. Karena sekarang sudah berubah dari old media ke new media, mau tidak mau kesana. Media online semakin jauh tinggalkan radio dan koran” jelas Muzayyad.
Pelatihan pengawasan pilkada diikuti puluhan wartawan dari berbagai media menghadirkan nara sumber dari Bawaslu Sulut, Herwyn Malonda dan Johny Suak, pimpinan Bawaslu RI Nasrullah, pimpinan KPI Pusat Idi Muzayyad dan jurnalis senior Metro TV Ken Norton. (jerrypalohoon)