Manado – Melalui proses yang demokratis, Senat Universitas Sam Ratulangi menggelar pemilihan calon Rektor Unsrat dan dari sejumlah nama calon, terdapat tiga nama yang menguat.
Diantaranya, Prof Ellen Joan Kumaat, Prof Telly Sumbu dan Dody Sumajouw, menariknya publik, utamanya para alumni Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado mulai angkat bicara.
Menurut Elias Saroa, S.IP.,M.Si, sebagai jebolan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsrat Manado mengingatkan agar Menristekdikti tidak salah memberikan pilihannya.
Elias juga menduga diantara tiga nama, masih ada calon yang perlu diteliti lagi pemberian Guru Besarnya karena berkaitan dengan karya ilmiah yang beberapa tahun sebelumnya pernah ramai diberitakan media massa.
”Kami sebagai Alumni selama ini diajarkan di kampus kami, diajarkan untuk menghasilkan karya-karya yang memang berdasarkan hasil kerja kami lewat Penelitian dengan kajian ilmu berdasrkan Disiplin Ilmu yang kami miliki. Itu sebabnya, jika kemudian diantara tiga nama calon Rektor yang diajukan ke Kemenristekdikti agar diteliti berkasnya secara selektif, jangan kemudian Unsrat kedepannya dipimpin Rektor yang terindikasi Plagiat. Secara tegas kami menolak pemimpin yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai akademisi yang selama ini dibangun dan di jaga,” ujar Elias tegas, Minggu (15/4/2018).
Sementara itu, April Oroh salah satu alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unsrat Manado secara tegas menyampaikan pendapatnya bahwa Unsrat tidak tepat dipimpin oleh Rektor yang ternyata pernah bermasalah dalam karya ilmiah.
Karena kiprah serta jejak seorang Rektor menentukan reputasi Perguruan Tinggi kesayangan warga Sulawesi Utara ini.
”Menurut hemat saya siapapun dia, yang namanya tukang Plagiat karya ilmiah itu tidak pantas memimpin Unsrat. Jadi Rektor itu mereka yang track recordnya jelas, baik itu calon Rektor yang keluarganya punya catatan kurang baik, maka perlu menjadi pertimbangan serius. Kita bisa melihat beberapa case, harusnya yang pernah ‘bermasalah’ dipertimbangkan untuk maju mencalonkan diri sebagai Rektor Unsrat. Ingat, unsrat butuh pemimpin yang jujur dan mampu membuat perubahan ke arah yang lebih baik lagi, mengingat sekarang Unsrat telah berakreditasi A ini patut di pertahankan dan terus ada peningkatan. Prestasi yang ada tersebut merupakan satu kebanggaan warga Sulut, jadi sudah seharusnya pemimpin Unsrat kedepan itu adalah figur yang berkualitas hingga mampu menjalankan tugas dengan baik,” kata April menutup.
(***/rds)