Tahuna – Perayaan pesta Adat Tulude yang merupakan puncak dari rangkaian HUT Daerah Kepulauan Sangihe. Pesta adat ini dilaksanakan rutin setiap tahunnya sebagai bentuk ucapan syukur telah melewati tahun sebelumnya dan sebagai bentuk permohonan doa perlindungan kepada Yang Maha Kuasa dari semua bencana yang terjadi didaerah sepanjang tahun berjalan.
Dan biasanya Tulude dilakukan pada tanggal 31 Januari bersamaan dengan hari Ulang tahun, namun tahun ini pelaksanaannya Kamis (6/2/2014) malam, disesuaikan dengan hadirnya beberapa pejabat propinsi.
Rangkaian acara Tulude ini, mengunakan bahasa daerah Sangihe, diawali dengan “Mesakeng Mamaeng” yang artinya menyajikan pinang pilihan melambangkan aroma mewangi dan siri bertautan emas murni.
Kemudian dilaksanakan pemotongan “Tamong Banua” kue adat yang berbentuk seperti tumpeng. Pemotongan tamo banua inilah yang menjadi puncak pesta adat Tulude yang dipercaya oleh masyarakat Sangihe untuk menolak bala, penedu Sanubari dan bentuk ucapan syukur.
Didalam pesta adat Tulude ini juga ada “Laalae” atau Pelengkap, dimana pengakuan penyesalan dan pertobatan dan memohon ampun pada Allah dari segala kedurhakaan. Juga ada “Laansuhe” atau Harapan dan “Tatahulending” atau Doa restu meminta restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa melalui pemeliharaannya sepanjang kehidupan ditahun baru baik pemerintah maupun masyarakat.
“Pesta Adat tulude ini merupakan pesta turun temurun yang dilakukan oleh leluhur sejak dahulu, sehinga tetap dilestarikan sampai hari ini,” tegas Ketua panitia B E T Pilat SIP ST ME.(gun)