Jakarta, BeritaManado.com — Perekonomian global pada Triwulan 1-2021 menunjukkan perbaikan yang terlihat pada pergerakan Purchasing Managers Index (PMI) global yang terus mengalami peningkatan dari bulan Januari ke Maret.
Hal ini sejalan dengan proses vaksinasi Covid-19 yang telah dilakukan maupun sedang berlangsung di beberapa negara.
Harga komoditas pangan (minyak kelapa sawit, kedelai dan kopi) dan komoditas hasil tambang (timah, aluminium, nikel dan tembaga) di pasar internasional pada Triwulan 1-2021 mengalami peningkatan baik secara q-to-q (triwulan ke triwulan) maupun y-on-y (tahun ke tahun).
Ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia para triwulan 1-2021 telah menunjukkan pertumbuhan positif.
Hal tersebut dijelaskan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Suhariyanto dalam rilis berita resminya yang disampaikan secara virtual, Rabu (5/5/2021).
Suhariyanto menjelaskan, untuk Indonesia sendiri, pertumbuhan ekonomi triwulan 1-2021 masih terkontraksi sebesar 0,74 persen (y-on-y), tetapi mengalami perbaikan dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan 4-2020 yang terkontraksi sebesar 2,91 persen (y-on-y).
Jika dilihat dari beberapa kelompok sektor, terdapat pergerakan angka yang cukup signifikan.
Pertumbuhan ekonomi triwulan 1-2021 menurut lapangan usaha misalnya, menyumbang 64,56 persen Produk Domestik Bruto (PDB) yang berasal dari industri, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan.
Untuk kelompok ini, sektor transportasi dan pergudangan adalah sumber kontraksi terdalam, yakni sebesar -0,54 persen.
Pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran, dengan besar persentase 88,91 persen PDB triwulan 1-2021 berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.
Konsumsi rumah tangga adalah sumber utama penyumbang kontraksi terdalam, yakni sebesar -1,22 persen.
“Beberapa faktor yang mempengaruhi sektor tersebut diantaranya karena terjadi kontraksi pada penjualan eceran terutama untuk makanan, minuman dan tembakau, sandang, suku cadang dan aksesoris, bahan bakar kendaraan, barang budaya dan rekreasi serta barang lainnya,” jelas Suhariyanto.
Sementara, BPS juga merilis data perekonomian Indonesia secara spasial triwulan 1-2021.
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,70 persen.
Sementara, kelompok provinsi Sumatera, kontribusi terhadap PDB sebesar 21, 54 persen dengan pertumbuhan ekonomi -0,86 persen, Jawa dengan PDB 58,70 persen dan pertumbuhan ekonomi masih -0,83 persen, Kalimantan dengan PDB 8,05 persen sedangkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi dalam -2,23 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang sudah positif di triwulan 1-2021 dialami oleh kelompok provinsi Sulawesi, Maluku dan Papua.
Sulawesi tumbuh 1,20 persen dengan distribusi PDB sebesar 6,52 persen, sedangkan distribusi PDB Maluku dan Papua sebesar 2,44 persen dengan pertumbuhan ekonomi 8,97 persen.
“Sementara Bali dan Nusa Tenggara yang bergantung pada pariwisata masih berjuang dengan pertumbuhan ekonomi terkontraksi cukup dalam -5,16 persen dan pertumbuhan ekonomi 2,75 persen,” kata Suhariyanto .
(srisurya)