Manado – Eksportir minyak kelapa kasar (CCO) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengarahkan ekspor komoditas tersebut ke pasar Korea menyusul permintaan negara tersebut yang cenderung meningkat satu tahun belakangan ini. “Korea menjadi satu pasar potensial minyak kelapa kasar, ditandai permintaan negara tersebut yang menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu,” kata General Manager PT Bimoli, Stevanus Prasethio, Rabu (26/9).
Stevanus mengatakan, sebelumnya pasar minyak kelapa kasar masih dikuasai Belanda, dan Amerika Serikat, tetapi seiring permintaan masyarakat di negara tersebut yang terus meningkat maka pengiriman ke negara tersebut juga mengalami pertambahhan tajam.”Perekonomian Korea yang tetap mengalami pertumbuhan tinggi, menjadi faktor yang memberi optimisme, pasar negara tersebut akan terus menjadi pasar potensial untuk minyak kelapa kasar,” kata Stevanus.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong mengatakan, minyak kelapa kasar atau crude coconut oil(CCO), merupakan salah satu produk turunan kelapa yang paling diunggulkan mendatangkan devisa. “Harus diakui, sebagian besar produk turunan kelapa yang dihasilkan petani dalam bentuk kopra, yang merupakan bahan baku untuk dibuat menjadi minyak kelapa kasar,” kata Hanny.
Petani lebih tertarik mengolah kelapa menjadi kopra, karena sistem produksinya relatif lebih mudah, tidak dibutuhkan teknologi yang modern sudah dapat dihasilkan komoditas bernilai ekonomis tinggi. Berdasarkan data Asosiasi Petani Kelapa Sulut(Apeksu) produksi kelapa setara kopra petani Sulut dalam tahun belakangan ini berkisar 250 ribu hingga 300 ribu ton per tahun.(pro)