Bitung, Beritamanado.com – Makian dan kata kasar lainnya sudah menjadi hal yang dianggap lumrah oleh sejumlah petugas yang berjaga di Alfamart Sagerat atau Gereja Katolik Sagerat.
BACA JUGA:
Surat Wali Kota Tak Berlaku di Tanjung Merah, Akses Masih Diblokade
Makian itu kerap dilontarkan para pengendara yang akan masuk Kota Bitung melalui akses itu, dengan alasan enggan untuk melewati pos pemantuan pencegahan covid-19 di pintu gerbang KEK.
Para petugas yang terdiri dari anggota Dishub, Satpol PP, Pala, RT dan relawan, 1×24 jam secara bergilir untuk menjaga dan mengarahkan setiap kendaraan yang akan masuk Kota Bitung melewati pemeriksaan di pintu KEK.
“Mereka menolak dengan alasan tidak mau antri. Kami coba jelaskan tapi tetap tidak diterima dan ujung-ujungnya kami dimaki-maki,” kata sejumlah petugas, Senin (25/05/2020).
Hal yang sama juga kerap dialami para petugas yang berjaga di pos penjagaan Tanjung Merah. Tak terhitung sudah berapa kali mereka harus adu argumen dengan warga yang akan masuk Kota Bitung tapi mengindari pemeriksaan di pintu KEK.
“Kalau makian itu kami anggap biasa, karena ada yang sampai mengancam bahkan membawa-bawa nama sejumlah pejabat agar portal dibuka,” kata petugas lain.
Kejadian demi kejadian itu kata para petugas sudah dilaporkan ke pimpinan masing-masing, tapi hingga saat ini laporan mereka hanya dianggap angin lalu alias tidak ada tindaklanjut untuk pencegahan.
“Mungkin nanti ada korban baru para pimpinan bertindak dan menganggap perlakuan kasar serta ancaman yang kami dapatkan tidak terlalu penting untuk ditindaklanjuti,” katanya.
Menanggapi perlakuan kasar yang kerap didapatkan petugas yang berjaga di Alfamart Sagerat dan Tanjung Merah, Kepala Dinas Perhubungan Pemkot Bitung, Ricy Tonangon menganggap hal yang biasa.
“Itu sudah sering, hanya oknum masyarakat yang belum ada kesadaran,” kata Ricy via WhatsApp.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Bitung, Franky Ladi sendiri mengecam perlakuan kasar dan pengancaman yang dilakukan oleh oknum-oknum yag tidak mau melewati pos pemeriksaan kesehatan di pintu gerbang KEK.
“Itu sangat disayangkan dan kami akan berkoordinasi dengan anggota Satgas lainnya agar perlakuan kasar terhadap petugas di lapangan tidak terjadi lagi,” kata Franky.
Franky mengatakan, akses masuk Alfamart Sagert dan Tanjung Merah sengaja dijaga dengan tujuan semua masyarakat yang akan masuk Kota Bitung hanya satu pintu serta melewati proses pengecekan kesehatan.
“Tujuannya untuk pencegahan dan melindungi masyarakat Kota Bitung dari wabah covid-19. Harusnya masyarakat yang akan masuk Kota Bitung paham dengan prosedur itu, bukan malah menyalahkan petugas,” katanya.
(abinenobm)