Membatik Bersama YPAC
Manado – Bertempat di workshop Wale Batik Minahasa (WBM), Minggu (16/8), digelar kegiatan belajar membatik yang dilakukan bersama anak-anak difabel dan anak-anak sekolah dasar.
Tidak hanya itu, warga sekitar pun yang boleh dibilang awam tentang batik ikut belajar cara membatik.
Menurut pengurus WBM, Armi Igir, kurang lebih 20 anak yang diantaranya adalah anak berkebutuhan khusus, diajarkan cara membuat kain batik, mulai dari mencanting, membuat pewarnaan pada kain dan kemudian pelorotan, hingga menghasilkan kain batik yang sudah jadi.
Anak-anak itu terlihat gembira dan bersemangat begitu mereka paham bahwa batik itu dihasilkan dari proses yang tidak mudah dan perlu perhatian khusus. Karena itulah, menurut Igir, acara belajar membatik ini sengaja melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka juga bisa dilibatkan dalam sebuah kegiatan yang bermanfaat, apalagi dalam rangka HUT RI ke 70 ini.
“Ini merupakan cara kami dalam merayakan HUT kemerdekaan Indonesia yang ke-70, yang intinya adalah memberikan makna positif terhadap kemerdekaan, bukan sekadar dirayakan tapi juga harus diisi oleh kegiatan yang sangat bermanfaat, apalagi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus seperti
sekarang ini,”tutur Igir.
Membatik dan HUT kemerdekaan menurutnya adalah dua hal yang sangat erat, bahwa membuat kain batik sangatlah membutuhkan ketelitian dan perjuangan yang tidak mudah, seperti Indonesia yang juga telah direbut dengan perjuangan yang berdarah-darah, haruslah dihargai dan dimaknai lebih dalam,
agar rajutan mosaik keindahan keberagaman Indonesia bagaikan motif batik yang indah harus dipertahankan dan dikembangkan agar lebih hebat lagi. Karena itulah acara belajar membatik ini didukung sepenuhnya oleh Yayasan Torang Samua Basudara (YTSB) dan G70 SULUT Ayo Kerja. (ads)