Langowan, BeritaManado.com — Peringatan 153 Tahun pembaptisan di Paroki St. Petrus Langowan, 19 september 2021 jauh berbeda suasananya dari tahun-tahun sebelumnya, namun punya keunikan tersendiri.
Hal itu dikarenakan adanya Pandemi COVID-19 yang terjadi hampir dua tahun terakhir ini (2020 – 2021), dimana ada begitu banyak kegiatan termasuk ibadah dan perayaan-perayaan yang menghimpun banyak orang, untuk sementara dibatasi.
Demikian juga dengan momentum bersejarah hari ini, tidak ada kegiatan atau agenda untuk memeriahkan perayaan tersebut.
Namun demikian, perayaan ekaristi yang dipimpin Pastor Paroki Delis Cornelis Umbas Pr tetap menjadi pusat sukacita umat dalam memaknai peristiwa yang terjadi pada 19 September 1868 silam.
“Mudah-mudahan kedepan jika situasi sudah memungkinkan, perayaan seperti ini dapat digelar dengan suasana selayaknya dan meriah, khususnya pada 160 dan 170 tahun,” ungkap pastor Delis Umbas.
Ditambahkannya, sehubungan dengan tema Bulan Kitab Suci Nasional Tahun 2021 ini, untuk memaknai peringatan 153 tahun pembaptisan, umat diharap menjadi sahabat seperjalanan yang baik bagi sesamanya untuk saling membangun iman dan kehidupan bersama.
Sebagaimana catatan sejarah yang ada, 14 September dan 19 September 1868 adalah dua momentum sejarah kembalinya misi Katolik ke Keuskupan Manado yang ditandai dengan pembaptisaan di Kema dan Langowan oleh seorang misionaris Serikat Jesus Pater Johanes de Vries SJ.
Kedatangan Pater Johanes de Vries SJ sendiri adalah atas permintaan dari Daniel Mandagi kepada Uskup Batavia Mgr Petrus Maria Vraancken Pr melalui sepucuk surat, dengan ujua untuk mempermandikan anaknya Agustinus Demol Mandagi.
Untuk memberikan penghormatan kepada almarhum Daniel Mandagi dan istrinya Tentji Londah, makam keduanya yang semula berada di lahan pekuburan umum Desaa Amongena Satu Kecamatan Langowan Timur telah dipindahkan ke Desa Kawatak Kecamatan Langowan Selatan pada 2 September 2018 lalu.
Pada bagian lain, Eduard Mondong yang turut menjadi tim sejarah Paroki St. Petrus Langowan saat perayaan Yubelium 125 tahun pembaptisan menuturkan bahwa terkait dengan sejarah perjalanan karya misi Katolik di Langowan, masih banyak informasi yang perlu dicari dan digali.
“Upaya-uapaya yang sudah dan sedang dilakukan terkait hal ini perlu ditingkatkan di masa yang akan datang. Hal itu mengingat setiap peristiwa yang terjajdi pada masa lalu telah menjadi sejarah di masa kini. Mudah-mudahan nilai-nilai sejarah di Paroki St. Petrus Langowan terus terjada dan lelstari,” harapnya.
Adapun yang unik dari perayaan ekaristi hari ini, menyajikan pemandangan berbeda, karena dekorasi yang tak lazim, yaitu di depan altar dipajang benda-benda yang pernah digunakan para imam yang perlah melayani Paroki St. Petrus Langowan, seperti kasula dan stola, tempat lilin, lampu tabernakel, wiruk, kaki lilin dan lains ebagainya.
(Frangki Wullur)