Langowan, BeritaManado.com – Perayaan Misa Kamis Putih pada lingkaran Tri Hari Suci dalam liturgi Gereja Katolik bukan sekedar kegiatan seremonial belaka, namun merupakan kesempatan untuk memaknai pengorbanan nyawa Sang Penebus dosa umat manusia Yesus Kristus.
Demikian hal pertama yang ditekankan oleh Pater Adam OCD dalam homilinya saat memimpin Misa Kamis Putih di Gereja Katolik St. Petrus Langowan, Kamis (17/4/2025) malam.
“Hal ini harus ditanamkan dalam hati dan pikiran setiap umat, bahwa Kamis Putih itu bukan kegiatan seremonial yang setiap tahun dilaksanakan oleh umat Katolik. Namun meski demikian, perlu disadari bahwa setiap tahun pula kita harus melakukan refleksi betapa besar cinta Tuhan kepada manusia,” ungkap Pater Adam OCD.
Dijelaskannya, bahwa Yesus mencintai umat manusia secara total hingga harus mati di kayu salib dan hal inilah yang ada dalam misteri penyelamatan Allah.
Dalam mengamalkan cinta Tuhan ini, maka itu harus dilakukan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan contoh-contoh perbuatan yang sederhana.
“Jika kita mengaku mencintai Allah, maka itu dapat kita wujudkan dalam hal sederhana seperti rajin ke Gereja untuk ibadah atau Misa. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, apabila seorang anak mencintai orangtuanya, maka ia seharusnya membantu pekerjaan orangtua di rumah dan lain sebagainya,” kata Pater Adam.
Yang spesial dari perayaan Kamis Putih ini yaitu adanya upacara pembasuhan kaki dan perarakan Sakramen Mahakudus dari altar ke bagian sudah ditentukan dan dilanjutkan dengan sembah sujud oleh kelompok-kelompok umat.
Misa Kamis Putih tersebut semakin terasa sakral berkat penampilan dari Paduan Suara dari Wilayah Rohani St. Matius Rasul Pusat Paroki dan berlangsung selama kurang lebih tiga jam yang dimulai pada pukul 19.00 WITA.
Sebagaimana sudah menjadi tradisi di dalam Gereja Katolik bahwa sejak perayaan Kamis Putih, umat dianjutkan untuk menjaga sikap dan lebih menekankan pada perenungan sengsara Yesus Kristus.
“Hindari hal-hal dalam keramaian dan sebagainya. Mari kita memfokuskan diri untuk masuh dalam perenungan batin tentang sengsara Yesus Kristus. Semoga Tuhan menyertai kita sekalian, ucap Pater Adam usai misa.
(Frangki Wullur)