
Manado – Penerbangan pedawat Citilink QG 950 dari Jakarta menuju Manado, Sabtu (27/8/2016) lalu dibuat gempar dengan kejadian tak lazim.
Seorang penumpang nyaris kehilangan nyawa di atas pesawat, namun beruntung seseorang berhasil menyelamatkannya. Berikut ini kesaksian dan kisah penyelamatannya.
Penumpang tersebut berinisial CM (40) asal Cumahi. CM terjatuh saat keluar dari WC pesawat dan langsung tak sadarkan diri. Spontan hal itu menyebabkan kepanikan awak kabin dan tentu saja penumpang.
Penerbangan yang sempat diwarnai ketegangan itu dimulai pukul 05.15 WIB dan saat kejadian baru sekitar 10 menit lepas landas.
Saat itu, seorang pramugari bertanya apakah diantara penumpang yang duduk ada yang berprofesi seorang dokter atau perawat.
Naluri kemanusiaan seorang dokter langsung menanggapinya dengan berdiri dan menghampiri penumpang yang tidak sadarkan diri itu. Kondisi tubuh terasa dingin dan berkeringat, nadi lemah dan nyaris tak teraba serta pernapasan lambat.
Setelah mendapatkan Stetoskop dan Tensimeter hasil kurang menggembirakan terlihat, dimana tekanan darah drop sampai 70/Palpasi.
Setelah dilakukan auskultasi dan pemeriksaan fisik yang lain, masih belum didapatkan kesimpulan diagnosa pasti. Pupil mata Isokor dan Reflex Cahaya (+). Beberapa pemeriksaan neurologis belum menunjang ke diagnosa stroke.
Untuk serangan jantung (Cardiac Attack) juga masih dalam pertimbangan di dalam kepala pria tersebut. Tindakan pemasangan oksigen segera dilakukan sekaligus dilakukan penanganan sesuai protap ABCDE yaitu Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure.
Kesaksian dokter tersebut itu menyebutkan bahwa langkah tersebut dilakukan secara sederhana karena peralatan terbatas. Naluri seorang dokter langsung menjelajahi alam pikirannya.
Sungguh sulit memastikan apakah penumpang itu tidak sadar karena apa dan apakah bisa diselamatkan, sebab bukan tidak mungkin kejadian seperti itu menyebabkan kematian.
“Tapi Sebagai Seorang Dokter yang sudah cukup mempunyai jam terbang, saya berusaha mengerahkan kemampuan yang dimiliki untuk menyelamatkan penumpang itu apapun resikonya sesuai dengan ilmu kedokteran yang dimiliki. Waktu itu perjalanan untuk tiba di Manado masih sekitar 3 jam lagi,” kata dokter tersebut.
Dokter yang sempat mengabdi di beberapa daerah dalam dan luar Sulawesi Utara mengalami situasi ketidakpastian selama kurang lebih 1 jam 30 menit. Dirinya juga menyaksikan kondisi para awak kabin dan penumpang yang dilanda kecemasan.
Akan tetapi secara bersama-sama dokter yang diketahui merupakan seorang Kepala Dinas Kesehatan salah satu daerah di Sulut ini melakukan tugasnya dengab tenang.
Keajaiban terjadi setelah penumpang dirawat. Kondisi berangsur membaik. Denyut nadi mulai terasa berdetak, kelopak mata terlihat bergerak dan suhu tubuh yang semula dingun lama kelamaan menjadi hangat.
Yang dilakukan pada proses penanganan itu dijelaskan dokter yang diketahui bernama Jusnan Mokoginta itu adalah menghitung kadar gula dalam darah yang rendah atau hipoglikemi.
Berdasarkan hal itu, Dokter Jusnan merekomendasikan agar penumpang itu minum dan makanan ringan yang manis. Selain itu tanda vital dalam kondisi baik. Tekanan darah 100/70 mmg dan yang lainnya sudah normal.
“Sampai 25 menit sebelum pesawat mendarat di Manado, penumpang itu sudah bisa dipastikan cukup stabil keadaannya. Kepada pramugari yang tadinya panik dan sempat merekomendasikan sesuatu kepada pilot, saya sampaikan keadaan penumpang yamg sakit dapat dikendalikan. Ambulans tidak jadi disiapkan di Bandara,” tuturnya.
Melalui akun facebokknya, dr Jusnan menyatakan bahwa dirinya selalu bersyukur menjalani profesi sebagai seorang dokter yang selalu berada pada keadaan yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan orang.
Dr Jusnan sendiri menurut informasi tiga tahun menjadi dokter PTT di Pulau Seram Maluku, hampir 10 tahun di RSUD Namlea Pulau Buru serta 6 bulan di Halmahera Timur.
Dalam karirnya, Dr Jusnan sempat 5 tahun merasakan sulitnya medan Bolaang Mongondow Timur. Di daerah itu menurut pengakuannya sudah ribuan orang ditolongnya. Prinsipnya hanya satu yaitu melayani dengan niat baik, hati yang tulus, ikhlas serta penuh tanggung jawab.
“Kita semua pasti sepakat bahwa profesi di bidang kesehatan baik Itu dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya kalau pada suatu saat masih belum dianggap penting, saya yakin pada saat-saat tertentu akan menjadi sangat penting,” tutupnya. (frangkiwullur)