
Likupang-Indahnya kekeluargaan terlihat dalam gelaran hari raya Ketupat yang dilaksanakan umat muslim Desa Likupang II, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Rabu (5/7/2017).
Hari raya Ketupat dilaksanakan usai hari raya Idul Fitri, dan menyatukan seluruh masyarakat tanpa membedakan suku, agama, dan ras (SARA), latar belakang pendidikan, status sosial dan sebagainya.
Semuanya datang bersilahturahmi, dan bersukacita, seperti yang terlihat di rumah keluarga anggota DPRD Minut Sarhan Antili.
“Sepuluh hari setelah Idul Fitri, masyarakat desa Likupang II merayakan hari ketupat. Sama dengan perayaan Idul Fitri, pada hari raya ketupat hampir semua masyarakat desa membuka rumah mereka untuk saling silaturahmi, makan minum bersama baik tetangga, saudara ataupun teman-teman,” ujar Antili.
Menurut Antili, hal ini menjadi hal yang baik dalam rangka menjaga kerukunan.
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari ngaku lepat yang artinya mengakui kesalahan.
Tradisi ketupat pun jadi tradisi turun temurun, selain ketupat turut dihidangkan menu opor ayam, sambel goreng hati, soto atau rendang.(findamuhtar)